Remaja Perang Sarung Jalani Sanksi Sosial di Liponsos Surabaya

Diminta bersih-bersih di Liponsos

Surabaya, IDN Times - Setidaknya 20 remaja yang terlibat perang sarung telah menjalani saksi sosial di Pondok Sosial (Liponsos) Keputih Surabaya. Mereka disanksi memberi pelayanan sosial di Liponsos.

Kasatpol PP Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, mereka merupakan remaja yang terjaring operasi selama Bulan Ramadan. 

"Malamnya diamankan, paginya tes urine, kalau positif dikirim ke BNN Kota surabaya. Kalau negatif masuk Liponsos," ujar Eddy, Senin (3/4/2023). 

Remaja yang menjalani saksi di Liponsos diminta untuk melaksanakan kerja bakti. Selain itu, mereka juga memberi makan penghuni Liponsos. 

"Di Liponsos selama tiga hari, setelah itu dikembalikan ke orangtua masing-masing," ungkap dia. 

Mereka, juga bakal mengikuti sekolah kebangsaan yang dilaksanakan oleh Pemkot Surabaya. Sebelum itu, mereka diminta untuk mengisi surat pernyataan kesediaan. 

"Setelah lebaran (dilaksanakan sekolah kebangsaan)," katanya.

Di sisi lain, Eddy melihat fenomena perang sarung yang marak terjadi di Kota Surabaya selama bulan suci ini, didasari rasa ingin menunjukkan eksistensi sebagai seorang remaja. Sehingga, menimbulkan gangguan Kamtibmas di Kota Surabaya. 

"Gagah-gagahan kalau melihat fenomena perang sarung," ucap Eddy.

Ia pun mengimbau agar para remaja memilih kegiatan positif selama bulan Ramadan. Seperti melaksanakan ibadah, ketimbang menyalahgunakan sarung sebagai objek kenakalan. 

"Saat Ramadhan sarung dijadikan alasan, ini kebiasaan yang tidak tepat. Sarung untuk dipakai untuk ibadah bukan untuk perang," pungkasnya

Baca Juga: Gak Kapok, 9 Remaja di Surabaya Kembali Diringkus karena Perang Sarung

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya