Ramadan Warga Bawean Dihantui Ketakutan Gempa

Masiah makin takut kalau sepi orang

Gresik, IDN Times - Masiah (50) warga Desa Suwari, Kecamatan Sangkapura, Bawean tengah mencuci piring setelah selesai makan sahur. Bulan puasa kali ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, sebab kini ia harus mengungsi di tenda darurat karena gempa yang datang sepanjang waktu.

Sebelum gempa dengan kekuatan magnitudo 6,5 yang terjadi pada Jumat (26/3/2024) lalu, suasana Ramadan di Bawean masih terasa. Saat sahur ada patrol untuk membangunkan warga, tarawih di masjid dan lain sebaginya. Namun, setelah gempa, suasana Ramadan di Bawean berubah menjadi berselimut rasa takut. 

Warga pun memilih mengungsi di depan rumah mereka. Ada yang di teras rumah bersama keluarga, ada pula yang di tanah lapang bersama tetangga-tetangga. 

Seperti halnya Masiah, meski rumahnya hanya berjarak beberapa meter, Masiah memilih tidur di tenda darurat milik BNPB ketimbang pulang ke rumahnya. Ia merasa lebih aman di dalam tenda.

Semua kegiatan ia lakukan di tenda darurat, mulai memasak, makan sahur, buka puasa, tidur hingga bercengkrama dengan saudara dan tetangga. Di tenda itu, Masiah tinggal bersama orangtua, anak, menantu, cucu, kakak dan adiknya.

“Saya pulang kalau ambil cucian, dicuci dulu dijemur terus nanti ke sini lagi,” ujar Masiah ditemui di tenda darutat

Meski dalam keadaan bencana, Masiah tetap menjalankan ibadah puasanya. Khusus salat, ia memilih salat di musalah bersama tetangganya yang lain.

“Saya kalau salat di musala, gak takut karena banyak orang di sana,” pungkasnya. 

Masiah dan ribuan warga Bawean berharap agar daerah mereka kembali pulih. Sehingga, Ramadan bisa dirasakan dengan hati yang tenang. 

Baca Juga: Gempa M4,4 Mengusik Makan Sahur Warga Bawean

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya