Program Padat Karya Surabaya sudah Serap 36.194 Tenaga Kerja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Program padat karya di Surabaya sudah menyerap 36.194 tenaga kerja. Program ini sudah mulai digencarkan pada 2022 lalu.
1. Program padat karya untuk mengentaskan kemiskinan
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan program ini bertujuan untuk mengentas kemiskinan, gizi buruk dan stunting. Maka dari itu harus ada pekerjaan untuk warga, terutama warga miskin. Makanya, sasaran utama program Padat Karya ini adalah warga miskin.
“Jadi, jumlah warga miskin itu harus terus berkurang. Bagaimana caranya? Pemkot Surabaya bersama DPRD Kota Surabaya dan stakeholder saling bersinergi untuk mengentas kemiskinan itu. Salah satunya melalui program Padat Karya ini,” kata Eri.
Baca Juga: Romokalisari Adventure Land, Pendar Kebangkitan Ekonomi Warga
2. Berbagai jenis padar karya di Surabaya
Hingga saat ini, sudah banyak jenis usaha yang dilakukan melalui Padat Karya itu, seperti usaha cuci mobil, laundry, menjahit, rumah produksi batik, café, sentra wisata kuliner, dan jenis usaha lainnya.
Mereka yang bekerja di Padat Karya itu adalah warga miskin, mereka dilatih dan diberikan peralatan untuk menjalankan usahanya itu, lalu akan dievaluasi secara berkala setiap bulan terkait pendapatan dan kendala yang dihadapi selama menjalankan usahanya itu.
“Melalui program ini, sudah ribuan warga miskin yang bisa bekerja lagi,” katanya.
3. Pemkot Surabaya fasilitasi peluang pekerjaan warga
Selain itu, pemkot juga melakukan intervensi melalui penyaluran bekerja berupa penempatan tenaga kerja secara formal maupun informal. Beberapa bentuk penyaluran bekerja itu adalah penyaluran bekerja pada Perangkat Daerah Pemkot Surabaya untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah. Di samping itu, penyaluran bekerja hasil komitmen kemitraan yang dijalin oleh Perangkat Daerah dengan perusahaan yang ada di Surabaya.
Kemudian, penyaluran bekerja sesuai peluang kerja di masing-masing wilayah domisili keluarga miskin, seperti menjadi petugas air isi ulang, jasa Asisten Rumah Tangga, Baby Sitter, Pengantar Paket dan sebagainya.
"Jadi, jumlah intervensi Padat Karya melalui bantuan usaha dan penyaluran bekerja selama tahun 2023 sebanyak 36.194 tenaga kerja," tegasnya.
Menurutnya, posisi pemkot dalam hal ini adalah sebagai fasilitator, yakni memiliki tugas untuk menunjang kegiatan masyarakat dan meningkatkan pendapatan, sekaligus menaikkan taraf hidup warga. Dalam menjalankan Padat Karya itu, ia meminta semua pihak meninggalkan ego sektoral serta harus memiliki rasa kebersamaan dan gotong royongnya, sehingga ekonomi kerakyatan Surabaya bisa terus digerakkan.
Baca Juga: Alasan Jukir Tunjungan Surabaya Tolak Pembayaran Parkir Pakai QRIS