Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Polemik Petra dengan Warga Selesai, Sekolah Tak Lagi Bayar Iuran

Warga dan sekolah Petra Surabaya saat bersalaman, Senin (5/8/2024). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - Polemik sekolah Petra Surabaya di Jalan Manyar Tirtosari akhirnya selesai setelah Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi datang untuk melakukan mediasi bersama Sekolah dengan warga, Senin (5/7/2024). Keduanya sama-sama sepakat Petra tak lagi membayar iuran.

Eri Cahyadi pertama datang menemui tiga RW yang sebelumnya berkonflik dengan Petra yakni RW IV Menur Pumpungan, Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo. RW V Manyar Sabrangan, Kelurahan Manyar Sabrangan, Kecamatan Mulyorejo dan RW VII Klampis Ngasem, Kelurahan Klampis Ngasem, Kecamatan Sukolilo.

Setelah bertemu RW, Eri kemudian datang ke sekolah Petra. Tak lama, Eri mempertemukan dua pihak yakni tiga RW dengan Sekolah Petra. 

Pertemuan berlangsung selama 1 jam. Tak lama setelah pertemuan antara kedua belah pihak itu, konflik dinyata selesai. 

Eri menjelaskan bahwa RW tidak menarik uang Rp140 juta kepada Petra. Melainkan Rp32 juta setiap bulan, iuran tersebut bersama tiga RW lainnya untuk uang keamanan dan sarana prasarana di lingkungan sekitar.

"Uang dipikir RW yang minta pungli atau bantuan, sebenarnya untuk kegiatan dan fasum di Tompotika," ujarnya saat melakukan pertemuan dengan warga dan Petra. 

Saat pertemuan itu, tiga RW dan pihak sekolah sepakat agar Petra tidak lagi membayar iuran. Iuran diganti dengan tanggung jawab sosial atau CSR (corporate social responsibility) berupa pembersiahan berkala di lingkungan perumahan serta bantuan keamanan.

"Yang dulu uangnya (iuran fasilitas umum dan keamanan) dadititipkan ke RW, sekarang langsung dipegang Petra, langsung ndandani (diperbaiki) sama Petra. Contoh enceng gondok yang ada di sungai depan, selama ini dikerjakan oleh RW sekarang dikerjakan oleh Petra," ujarnya. 

Selain itu, dalam pertemuan tersebut Petra juga sepakat untuk melakukan rekayasa lalu lintas agar tak lagi terjadi kemacetan di Perumahan Tompotika. Sehingga, warga menjadi nyaman, begitu juga siswa-siswi Petra. 

"Sekuriti Petra akan turun menjaga 8 pintu perumahan untuk mengatur kemacetan," katanya.

Atas permasalahan ini, ia meminta maaf kepada masyarakat. Kejadian ini sempat membuat kegaduhan.

"Jadi saya minta maaf kepada warga, Saya mohon maaf kepada Petra, kepada RW yang kejadian ini sempat menjadi tidak bagus," ungkap dia. 

Sementara itu perwakilan RW IV , Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo Lilik Aljufri Hasan mengatakan, keputusan tidak lagi menarik iuran kepada Petra adalah yang terbaik. Dengan penyelesaian masalah ini ia berharap ke depannya hubungan warga dengan Petra akan semakin baik.

"Kami mau yang terbaik, kami mau kekeluargaan. Karena Petra bukan baru satu dua tahun ada di sini tapi 40 tahun yang berdampingan dengan kami. Gak tahu kenapa baru kemarin kok bisa timbul hal-hal, ya mungkin ini ridho Allah untuk cari jalan keluar dan lebih dekat," kata Lilik.

Sementara itu, Wadir Sarpras Petra, Robertus Pranata mengatakan, setelah adanya kesepakatan tersebut, Petra akan melakukan berbagai pembenahan. Seperti mengurai kemacetan hingga pembersihan lingkungan.

"Nanti kerja sama dengan Dishub untuk memberikan perhitungan bagaimana caranya lalu lintas bisa lancar di daerah Tompotika," ujar Robert.

"Lalu juga CSR di bozem akan bersihkan dan kami kerja sama dengan DLH. Kami bantu agar bozem ini bisa dinikmati bersama warga, tidak hanya sebagai tempat buangan tapi wisata. Itu impian kami," tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Khusnul Hasana
EditorKhusnul Hasana
Follow Us