Pemkot Surabaya dan MKKS SMP Akan Evaluasi Sekolah yang Minim Siswa

Ada 10 SMP swasta yang sepi peminatnya di Surabaya

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota Surabaya dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta akan mengevaluasi sekolah yang minim siswa. Evaluasi dilakukan dengan melihat perkembangan jumlah siswa dalam SMP tersebut dalam dua tahun ke depan.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan pihaknya sepakat dengan MKKS. Bila ada sekolah yang minim siswa selama empat tahun, ia akan mengevaluasinya. Dirinya akan memberi kesempatan dua tahun untuk sekolah tersebut memperbaiki. 

"Kalau ada sekolah yang tidak ada muridnya, kami sepakat dengan MKKS. Ini dilihat 4 tahun ke belakang, kalau (jumlah) muridnya masih tetap saja, kita evaluasi berikan kesempatan dua tahun ke depan," ujar Eri, Selasa (24/7/2023).

1. Sekolah sepi peminat akan mendapat pendampingan selama dua tahun ke depan

Pemkot Surabaya dan MKKS SMP Akan Evaluasi Sekolah yang Minim SiswaWali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat menemui pendemo warga Madura dari balik pagar Taman Surya Balai Kota Surabaya. IDN Times/Fitria Madia.

Selama dua tahun ke depan, kata Eri, Pemkot melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) akan memberikan pendampingan kepada SMP swasta tersebut. Nah, jika sudah didampingi selama dua tahun namun masih saja sepi peminat, maka bisa dilakukan merger dengan sekolah lain.

"Kita dampingi, kalau toh tidak ada lagi, nanti kita akan berbicara dengan swasta. Karena kasihan, kalau sekolah ini tidak dimerger, muridnya dua atau tiga, terus bagaimana operasional sekolah ini. Tapi bukan berarti (2023) dia tidak dapat murid, karena jika ditarik empat tahun ke belakang pun, jumlah (muridnya) tetap sama," jelasnya.

Ia menyebut, ada sekitar 10 SMP swasta di Kota Surabaya yang sepi peminat selama empat tahun ke belakang. "Kita coba berikan kesempatan, kita sepakat dengan MKKS dua tahun ke depan kita lihat jumlah muridnya seperti apa, sambil dia (sekolah) menaikkan kemampuannya. Kalau misalnya (dua tahun ke depan) sudah tidak bisa lagi, ya sudah," katanya.

2. Jumlah siswa SMP Negeri menurun

Pemkot Surabaya dan MKKS SMP Akan Evaluasi Sekolah yang Minim SiswaIlustrasi Pelajar (SMP). IDN Times/Mardya Shakti

Pada tahun ajaran 2023/2024 ini, ada sekitar 17.044 anak yang diterima masuk SMP Negeri Surabaya. Sedangkan yang masuk ke SMP swasta, jumlahnya sekitar 17.146 anak. Jumlah siswa yang diterima SMP Negeri ini turun selama dua tahun terakhir.

"Jika tahun-tahun sebelumnya, SMP Negeri itu bisa menerima sampai 20.000 siswa pada tahun 2021. Kemudian turun menjadi 19.000 siswa di tahun 2022," sebutnya.

Wali Kota Eri menyebutkan, ada aturan Menteri Pendidikan yang mengatur terkait jumlah maksimal rombongan belajar (rombel) dan siswa pada SMP Negeri. Di mana, jumlah rombel pada satuan pendidikan itu maksimal 10 dan jumlah peserta didik maksimal 32 anak per kelasnya.

"Sehingga aturan (Menteri) itu kita jalankan. Karena semakin banyak siswa, semakin banyak rombel, maka semakin tidak bisa murid itu dipantau oleh gurunya. Sehingga kita lakukan itu," tegasnya.

Oleh sebabnya, ia menegaskan, SMP swasta di Kota Surabaya tidak kekurangan murid meski banyak peminat yang ingin masuk ke sekolah negeri. Sebab, SMP Negeri di Surabaya pada tahun 2023 ini menerima 17.044 siswa.

"Yang SMP swasta, hari ini sudah ada 17.146 siswa yang terima SMP Swasta. Namun ada 4000 anak yang lulus (SD) yang belum kita ketahui, tapi ini biasanya mondok (Pondok Pesantren). Nah, ini nanti kita akan lihat," ujarnya.

Pada tahun 2023, siswa yang masuk SMP swasta di Surabaya, jumlahnya terbanyak dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika di tahun sebelumnya, jumlah peserta didik yang masuk SMP swasta hanya sekitar 16.000 siswa. "SMP swasta itu sebelum tahun 2023 menerima murid paling banyak 16.000. Tapi sekarang (di tahun 2023) menerima murid sekitar 17.000," tuturnya.

3. Ada 4000 lulusan SD disebut belum masuk SMP Negeri dan Swasta

Pemkot Surabaya dan MKKS SMP Akan Evaluasi Sekolah yang Minim Siswa(Ilustrasi). Siswa dan wali murid berkonsultasi. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Di tempat yang sama, Koordinator MKKS SMP Swasta Surabaya, Erwin Darmogo menyatakan, pihaknya bersama pemkot akan menelusuri 4000 lulusan SD di Surabaya yang belum masuk ke SMP negeri maupun swasta. Nah, dari jumlah lulusan itu jika tidak diterima ke SMPN, maka ia mempersilakan masuk ke SMP swasta.

"Seperti arahannya Pak Wali tadi, bahwa bagi yang belum masuk sekolah (negeri), monggo (silahkan) memilih sekolah swasta yang sesuai dengan kemampuannya dan juga kebutuhan anaknya," kata Erwin Darmogo.

Erwin juga menjelaskan, ada beragam pilihan SMP swasta di Kota Surabaya. Mulai dari SMP skala nasional hingga lembaga pendidikan yang berbasis agama. "Nah, pilihlah yang dekat dengan rumah dan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak-anak," imbaunya.

Sementara terkait dengan adanya SMP swasta yang jumlah muridnya tidak banyak, pihaknya menyatakan telah meminta Dinas Pendidikan untuk melakukan pendampingan,  baik dari segi mutu pendidikan sekolah maupun terkait pembiayaannya.

"Tadi disepakati kira-kira dua tahun ke depan, kalau tidak menunjukkan perubahan berarti, bisa di-merger. Tapi tentunya itu melalui proses semuanya, harus ada komunikasi, baik antara Dispendik dengan MKKS, sekolah, juga yayasannya," pungkasnya. 

Baca Juga: Wali Kota Eri Sebut Tak Ada ASN Terlibat Calo PPDB

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya