Pemkot Surabaya akan Bangun Autimated Rail Transit

Sejenis kereta otonom tanpa rel

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya Jawa Timur (Jatim) berencana membangun automated rail transit (ART) pada tahun 2027. Transportasi massal tersebut merupakan kereta otonom tanpa rel.

Transportasi ART ini juga direncanakan ada di Ibu Kota Nusantara (IKN). Transportasi massal ini pertama kali diperkenalkan kepada publik pada tahun 2017 oleh perusahaan asal Cina.

ART adalah kereta dengan tiga gerbong, yang tidak menggunakan rel konvensional, roda besi, kabel, maupun awak, tetapi dikemudikan otomatis oleh sistem. Kereta ini menggunakan ban karet dan akan beroperasi di jalan raya melalui lintasan virtual yang sudah ditentukan sebelumnya. Kereta ini memiliki kecepatan maksimum 70 kilometer per jam dan mampu menampung 300 penumpang.

1. Rencana dibahas saat Apeksi di Balikpapan

Pemkot Surabaya akan Bangun Autimated Rail TransitEri Cahyadi saat mengecek Rumah Sakit Surabaya Timur. (Dok Diskominfo Kota Surabaya)

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, bahwa rencana pembangunan ART ini dibahas dalam forum Asosiasi Pemerintah Kota Se-Indonesia (APEKSI) di Balikpapan pada Selasa (4/6/2024). Dalam forum tersebut, Presiden Joko "Jokowi" Widodo menyampaikan bahwa pembangunan mass rapid transit (MRT) dan light rail transit (LRT) membutuhkan dana yang sangat besar.

"Kemarin disampaikan Pak Presiden, pembangunan MRT dan LRT, siapa yang kuat. Karena tidak ada kepala daerah yang mampu mengerjakan. (Dana membangun) MRT satu kilometernya itu Rp2,3 triliun. Kalau LRT itu biayanya Rp800 miliar per kilometer," ujarnya, Jumat (7/6/2024).

Baca Juga: Pria Surabaya Tewas Setelah Tersambar Kereta Api Pasundan

2. Mungkin dibangun di Surabaya

Pemkot Surabaya akan Bangun Autimated Rail Transitkondisi Moda Raya Terpadu (MRT) di keramaian jam kerja (pexels.com/Baarast Project)

Menurut Eri, ART adalah transportasi massal yang paling memungkinkan untuk dibangun di Surabaya. ART diperkirakan memakan biaya Rp500-600 miliar untuk tujuh kilometer.

"Ada ART, itu seperti MRT tapi pakai magnet. Ternyata itu harganya Rp500-600 miliar untuk 7 km, kita langsung mengajukan, saya langsung menyampaikan ke Kemenhub, Insyaallah pada 2025 bagaimana rencana kita," ungkapnya.

Eri menyebut, kelayakan pembangunan ART akan dilakukan pada tahun 2025, dilanjutkan dengan pembangunan pada tahun 2026, dan beroperasi pada tahun 2027.

“Kami sudah menghubungi Pak Menhub, saya ingin meminta konsep beliau, nanti kita lakukan FS (Feasibility Study) di Surabaya, semoga pada 2025 atau 2026 sudah jalan,” katanya.

3. Rencana pembangunan SRRL

Pemkot Surabaya akan Bangun Autimated Rail TransitLRT Sumsel berhenti di tengah jalur perlintasan dampak listrik padam di Palembang (Dok: istimewa)

Sementara itu, rencana pembangunan Surabaya Regional Railway Line (SRRL) atau kereta berpenggerak listrik yang menghubungkan Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik tetap dilakukan dan pembiayaannya akan ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). SRRL ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2029 mendatang.

Eri berharap, kehadiran ART dan SRRL dapat menjadi transportasi massal yang saling terintegrasi. Dengan begitu, diharapkan dapat membantu mengurangi kemacetan di dalam kota maupun antar kota.

“Kami juga ajukan dengan feeder-feeder. Nanti kami hitung lagi feeder, kami kembalikan masuk lagi ke perkampungan, lalu bisa mengangkat ke pusatnya (kota), (lanjut) bisa naik Trans Semanggi atau Bus Suroboyo, (lalu) diterima ART,” pungkasnya.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Siapkan Rp4 Miliar untuk Revitalisasi THR dan TRS

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya