Pemkot Galakkan Satu Jiwa Satu Pohon Jaga Udara di Surabaya

Satu kelahiran satu pohon

Surabaya, IDN Times - Beberapa akhir ini sedang ramai kualitas udara yang buruk di beberapa kota di Indonesia. Di Surabaya, kualitas udara diklaim cukup baik, namun demikian Pemerintah Kota Surabaya tengah menggalakkan gerakan satu jiwa satu pohon untuk menjaga kualitas udara di kota Pahlawan. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, upaya pemkot menjaga kualitas udara di Kota Surabaya agar tetap baik yaitu dengan cara melakukan penanaman 1000 pohon setiap hari dan menggalakkan kembali gerakan Satu Jiwa Satu Pohon (Sajisapo). 

"Kenapa itu kita lakukan? Karena kami nggak mau kondisi oksigen di Kota Surabaya ini (kualitasnya) berkurang. Maka dari itu, kami melakukan penanaman terus-menerus," kata Hebi, Senin (21/8/2023). 

Hebi menjelaskan, penanaman 1000 pohon setiap hari ini dilakukan di seluruh wilayah Kota Surabaya. Utamanya, dilakukan penanaman pohon di kawasan yang tingkat lalu lintas kendaraannya tinggi, seperti di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Margomulyo. 

Menurutnya, penanaman ribuan pohon itu tidak asal dilakukan, karena DLH Kota Surabaya juga mempertimbangkan estetika agar sedap dipandang.

"Tanaman di Jalan Ahmad Yani akan diperbanyak, juga di Margomulyo. Kami mempertimbangkan estetika juga, misal terlalu banyak atau rapat kan nggak bagus," jelas Hebi. 

Ke depannya, DLH akan menggalakkan kembali gerakan Sajisapo di Kota Surabaya. Gerakan Sajisapo ini dilakukan setiap kali ada kelahiran baru di lingkungan perkampungan. Tak hanya itu, ia juga mengajak warga Surabaya untuk peduli terhadap lingkungan di sekitarnya dengan cara menanam pohon, baik tanaman perdu maupun semak.

"Jadi setiap ada bayi lahir, maka warga diwajibkan untuk menanam satu pohon," ujarnya.

Hebi menambahkan, masyarakat  tidak perlu khawatir terkait adanya kabar kualitas udara di Kota Surabaya buruk. Sebab, berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) per Januari-Agustus 2023, 20 persen dalam kondisi baik dan 70 persen kondisi sedang alias masih layak hirup. 

"Kondisinya baik dan sedang, belum parah, artinya masih sehat dan masih layak hirup. Jadi Surabaya saat ini masih baik-baik saja," pungkasnya.

Baca Juga: Surabaya Belum Merdeka dari Udara Tecemar dan Mikro Plastik

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya