Mimpi Mira Bebaskan Masalah Literasi Lewat Kampus Mengajar

Mira punya beberapa cara jitu bantu masalah literasi

Surabaya, IDN Times - Wajah sumringah siswa-siswa di SDN Junwangi, Krian, Sidoarjo siang itu menjadi obat lelah bagi Angger Mira Putri Prasanty. Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair) ini menutup kelas hari itu dengan senyum lebar. Ada kepuasan tersendiri baginya bisa menjadi bagian dari usaha peningkatan literasi. Bersama empat orang lainnya, Mira memilih menjadi tenaga pengajar melalui Kampus Mengajar program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. 

Selain soal literasi, keikutsertaannya tersebut juga didasari rasa prihatin. Ternyata, di sekolah tersebut masih ada beberapa anak SD kelas 4 hingga kelas 6 yang belum bisa membaca. Ia tak menyangka, di sekolah yang jaraknya hanya 10 kilometer dari rumahnya masih ada siswa yang tuna aksara.  "Aku tidak mengira kalau di dekat rumahku ada sekolah dengan literasi dan numerasi yang minim seperti ini," tuturnya ujarnya, Kamis (21/9/2023).

Sekolah ini, kata dia, minim literasi dan numerasi berdasarkan nilai Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Nilai ANBK sekolah ini tahun sebelumnya masih di bawah standar. "Mungkin karena pandemik kemarin yang belajarnya online, jadi kurang belajar di sekolah," dia menambahkan. 

Mira dan teman-temannya pun menyiapkan enam program untuk membantu meningkatkan literasi dan numerasi siswa. Enam program itu yakni literasi, numerasi, adaptasi teknologi, manajemen sekolah, buku bacaan bermutu dan Sustainable Deveopment Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan. 

"Itu di-breakdown lagi menjadi delapan ditambah kegiatan di luar kelas dan pendidikan karakter," jelas dia. 

Seperti program baca ceria di pagi hari, setiap 15 menit sebelum masuk kelas anak-anak akan di ajak untuk membaca buku cerita. "Membacanya tidak di dalam kelas kita ajak keluar kelas, setelah membaca nanti aku tanyain ceritanya tentang apa," tutur dia. 

Kemudian ada pula program kerja baca menyaring. Mira dan teman-temannya yang membaca cerita kemudian siswa yang mendengarkan. "Ada juga program pojok baca, beberapa kelas memang sudah ada pojok baca, tapi bukunya gak sesuai sama tingkatan mereka, lebih ke LKS, harusnya kam buku cerita, makanya kita mau bangun sama kita ganti bukunya," jelasnya. 

Tak cuma membaca, siswa juga diajak untuk menulis karya sastra. Hasil dari literasi itu akan dilombakan lewat festival literasi dan numerasi yang akan digelar pada Oktober nanti. Siswa-siswi akan diminta untuk membuat karya sastra seperti membuat puisi, cerpen pantun, hingga membaca puisi. 

Sementara untuk meningkatkan numerasi, Mira dan teman-temannya telah membuat program belajar matematika sambil berkaya. Misalnya membuat bangun ruang. "Kita juga ngajak games yang berhubungan dengan numerasi," kata mahasiswa angkatan 2021 ini. 

Nantinya, ia juga bakal mengajak siswa-siswi untuk belajar matematika di luar kelas. Siswa akan diajak untuk memecahkan misteri yang di dalamnya terselip matematika. 

Usai program itu selesai, Mira dan empat orang temannya itu berharap program tersebut melekat di sekolah. Artinya sekolah SDN Junwangi mau mengadopsi program kerja yang Mira dan teman-temannya gagas. 

"Maunya begitu (diadopsi oleh sekolah) tapi itu kita serahkan ke sekolah," ucap Mira. 

Mira dan teman-temannya berharap, setelah tiga bulan program tersebut selesai, literasi siswa SDN Junwangi meningkat. Siswa lebih suka membaca. 

"Aku berharap, ilmu yang aku pelajar di program studi itu bisa tersampaikan ke mereka, gak cuma ingin mereka bisa membaca tapi literasi juga meningkat," ujar dia. 

Sementara itu, Koordinator Kampus Mengajar untuk Unair, Dwi Ratri M Isnadina mengatakan, di Unair ada empat mahasiswa di angkatan enam yang ikut program Kampus Mengajar. Mereka mengajar di Surabaya, Sidoarjo dan Tulungagung. 

"Cuma ada 4 mbak buat di angkatan 6. Penempatannya di Surabaya, Sidoarjo dan Tulungagung," kata Dwi. 

Mahasiswa bisa memilih sekolah tempat mereka mengajar. Sekolah yang ada telah ditentukan oleh Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristek). "Sekolahnya sasaran itu sudah ditentukan sama Kemdikbud mbak, cuma saya pribadi kurang paham apa saja syarat sekolah sasaran Kampus Mengajar," pungkas dia. 

Baca Juga: [QUIZ] Tes Pengetahuan, Seberapa Bagus LIterasi Keuanganmu?

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya