Menengok Langgar Gipo Surabaya, Base Camp-nya Para Tokoh Bangsa

Langgar ini dibangun sekitar tahun 1700-an

Surabaya, IDN Times - Bangunan itu tampak begitu usang dari luar. Cat dinding berkelir putih dan warna hijau kusen pintunya kusam. Meski terlihat tak terawat, bangunan itu punya sejarah panjang bagi penyebaran Islam dan perlawanan terhadap penajajah di Surabaya. Nama bangunan itu adalah Langgar Gipo. Langgar tua di ujung Surabaya yang berdiri tahun 1700-an. 

Langgar yang terletak di Jalan Kalimas Udik ini berdiri di antara gudang-gudang. Tak ada keterangan bahwa tempat itu merupakan tempat ibadah. Di dalamnya juga terdapat sebuah bangker yang disebut-sebut tembus sampai masjid Ampel. 

Keturunan pendiri Langgar Gipo, M Yunus mengatakan, awalnya langgar tersebut hanya digunakan sebagai langgar waqaf bagi keluarga Sagipoddin alias Mbah Gipo, pendiri Langgar Gipo. Mbah Gipo sendiri merupakan Ketua Umum pertama Nahdlatul Ulama. Selain itu, langgar ini juga menjadi menjadi tempat salat dan singgah para pedagang di dermaga Kalimas. 

Seiring berjalannya waktu, Langgar Gipo tak menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan. Surau ini menjadi tempat bertemunya tokoh-tokoh bangsa, seperti HOS Tjokroaminoto dan Soekarno. Pernah juga menjadi menjadi basis Laskar Hisbullah hingga tempat membicarakan pendirian Nahdlatul Ulama (NU). 

Bahkan, Langgar Gipo juga menjadi tempat asrama haji pertama di Surabaya pada tahun 1888. Sebelum jemaah haji berangkat menggunakan kapal lewat Kalimas, mereka akan singgah terlebih dahulu di Langgar Gipo. 

Yunus menambahkan, Langgar Gipo bukan hanya menjadi tempat ibadah umat dan bangunan bersejarah bagi umat muslim di Surabaya. Langgar tersebut kini juga menjadi tempat berkumpulnya pegiat sejarah yang setiap hari Senin malam menggelar kajian Siro Wali. 

“ Kajian Siro Wali jadi membahas sejarah-sejarah. Kita mengkaji misalnya sejarah Ampel, kayak gitu,” kata dia.

Yunus menyebut, dari perjalanan panjang Langgar Gipo tersebut, pemerintah mulai menaruh perhatian lebih. Saat ini, langgar tersebut sedang dalam perbaikan, bahkan, diwacanakan menjadi museum. 

“Ini sudah tahap tiga (perbaikan yang dilakukan pemerintah), sekarang di lantai dua ada tukang itu dari Cipta Karya (Pemkot Surabaya),” ujar Yunus.  

Perbaikan Langgar Gipo tahap pertama yakni pengecatan tembok. Kemudian tahap dua pengecoran lantai dua dan tahap tiga perbaikan lantai dua. 

Yunus menjelaskan, Wacana pembentukan Langgar Gipo tersebut sedang dalam pembahasan antara keturunan pendiri Langgar Gipo dengan Pemerintah Kota. Di sekitar jalan Langgar Gipo juga nanti akan menjadi tempat wisata.

“Masih rapat dengan Dinas di Langgar Gipo beberapa bulan lalu,” tandasnya. 

Baca Juga: Hasan Gipo, Sosok Presiden NU Pertama yang Tak Banyak Diketahui

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya