Masjid Serang Surabaya, Kental dengan Tradisi Yaman

Tak ada saf khusus untuk perempuan

Surabaya, IDN Times - Namanya Masjid Serang. Salah satu masjid tertua di Surabaya ini terletak di Jalan Panggung, sebuah kawasan kota lama di Surabaya. Masjid ini berdiri ratusan tahun silam dan tetap mempertahankan tradisi Yaman dalam peribadatan di bulan ramadan.

1. Arsitektur seperti masjid di Tarim, Yaman

Masjid Serang Surabaya, Kental dengan Tradisi YamanMasjid Serang yang berada di Jalan Panggung, Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Masjid itu memiliki ciri yang menyerupai rumah panggung. Sebab berdiri di atas sebuah ruko. Arsitekturnya pun menyerupai masjid Umar Mudlor di Tarim, Yaman.

Bahkan ketika masuk ke dalam masjid ini, ada sesuatu yang berbeda. Yakni, tak ada saf khusus untuk perempun.

Pengurus Masjid, Mahdi Kresan Al Hasan mengatakan, masjid tersebut pertama kali dibangun oleh orang India sebelum zaman penjajahan. Namun, Mahdi tak dapat menyebut tahun berapa masjid tersebut berdiri.

"Masjid Serang di bangun oleh orang India selatan, namanya kalau tidak salah Syech Ibrahim, itu dia bangun di sini dan diwakafkan kepada Habaib, entah kapan (tahun)," ujarnya di temui IDN Times, Jumat (24/3/2023). 

Baca Juga: Ngabuburit di Masjid Terbesar di Jawa Timur

2. Budaya Masjid Serang tak lepas dari negara Yaman

Masjid Serang Surabaya, Kental dengan Tradisi YamanMasjid Serang yang berada di Jalan Panggung, Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Mahdi menyebut, bukan cuma arsitek Masjid yang khas Yaman, Budaya peribadatan selama bulan ramadan di masjid tersebut juga kental dengan budaya Yaman.

"Acaranya di sini niru adat kami di Tarim, Yaman," kata dia.

Budaya Yaman di Masjid tersebut tak lepas dari sejarah orang-orang Hadramaut, Yaman yang hijrah ke Indonesia ratusan tahun silam. Mereka tinggal dan membentuk perkampungan di sekitar kawasan Ampel, Surabaya.

"(Budaya) yang masih dipertahankan itu, sebelum salat Isyak, baca rotibul haddad, lalu salat Isyak berjamaah, tarawih, witir, kemudian qosidah, tadarus dan qiyamul lail sampai jam 2 pagi," jelasnya. 

3. Tak ada saf khusus kaum hawa

Masjid Serang Surabaya, Kental dengan Tradisi YamanMasjid Serang yang berada di Jalan Panggung, Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana).

Lalu, budaya yang juga dipertahankan adalah tak ada saf khusus bagi kaum hawa. Ini karena, budaya asli Yaman, perempuan tak diperbolehkan untuk keluar rumah, termasuk untuk salat.

"Laki-laki semua (yang salat), tarawih juga, sama dengan negara Arab lain. Itu sudah adat dari dulu," ungkap dia.

Mahdi menambahkan, Imam di Masjid tersebut hanya ada dua orang. Biasanya mereka diturunkan dari kakek atau ayahnya yang sebelumnya adalah imam di masjid tersebut. Mereka juga harus memiliki pemahaman tentang budaya Yaman.

"Ini untuk melestarikan budaya (Yaman), di sini banyak keturunan Yaman, ini bagi rumah, jadi di sini (jemaah) ya keluarga-keluarga sendiri," pungkas dia. 

Baca Juga: Tarawih Pertama di Masjid Al-Akbar Surabaya Membeludak, 70 Persen Gen

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya