Kisah Sertu Tri Djoko Purwanto, Babinsa yang Rawat 162 Difabel

80 persen difabel tuna grahita

Surabaya, IDN Times - Sertu Tri Djoko Purwanto tampak sumringah setelah mendapat sebuah motor listrik dan penghargaan sebagai Babinsa Inspiratif Babinsa Award Kodam V Brawijaya, Senin (24/7/2023) malam di Makodam Brawijaya. Ia merupakan Perwira Pembina Masyarakat (Babinsa) Koramil 07 Pakis Aji, Malang yang merawat 162 anak difabel. 

Tri pun menceritakan awal mula merawat 162 anak itu. Saat itu ia sedang bertugas berkunjung ke rumah warga. Ia menemukan tiga anak penyandang difabel tuna grahita alias keterbelakangan mental, ketiga anak itu tak sekolah karena orangtuanya merupakan keluarga tidak mampu. 

"Saya kemudian berinisiatif dia harus sekolah, dia harus bisa membaca dan menulis, walaupun tingkat dasar, bagaimana caranya saya akan datang ke situ, akhirnya saya sering datang," ujar dia kepada IDN Times. 

Seiring berjalannya waktu, ternyata bukan cuma tiga anak saja, melainkan beberapa anak yang juga sama-sama difabel datang kepada Tri. Mereka kemudian membawa mereka ke Koramil Pakis Aji untuk memberi pendidikan kepada mereka. 

"Kita ajak ke luar, akhirnya dari tiga, lima, tujuh sampai 15 anak, akhirnya kita kumpulkan di Koramil, saya jemput, pakai mobil dinas," ungkap dia. 

Anak-anak difabel itu pun disekolahkan oleh Tri. Bukan cuma itu, Tri bahkan memberi uang jajan bagi mereka yang tidak mampu. Jumlah anak difabel yang dirawat Tri pun semakin banyak. Ia mulai kewalahan merawat mereka. Tri lalu dibantu masyarakat sekitar. 

"Anggarannya saya komunikasi sosial dengan masyarakat misal ada pak Haji kesulitan menyalurkan uang," ungkap dia. 

Di tahun pertama dan kedua, yakni pada 2018 dan 2019 ia hanya mengandalkan bantuan dari masyarakat. Saat itu, pemerintah setempat belum memberi bantuan kepada Tri. Mereka bahkan tidak percaya bahwa ada sejumlah anak-anak difabel di daerah tersebut. 

"Saya langsung menghadap ke mana-mana, ke pak Camat," kata dia. 

Baru di tahun ketiga, yakni 2020,  Pemerintah mulai melirik upaya mulia yang dilakukan Tri. Pemerintah pun memberi bantuan kepada Tri. "Saya kemarin dapat bantuan mobil operasional dari pak Bupati,"  katanya. 

Tri kemudian mendirikan Yayasan Kartika Mutiara untuk menaungi anak difabel ini. Setidaknya ada 162 anak difabel dengan 80 persen tuna grahita yang ada di bawa yayasan itu. "Total ada 12 desa. Ada 62 anak difabel yang tidak sekolah dan 79 yang sekolah," tutur dia. 

Tri juga merawat penyandang difabel dewasa. Mereka bahkan diberi bantuan dana usaha hingga  pekerjaan. "Saya lebih giat lagi mencari teman-teman yang mau membantu. Gimana kalau anak ini membantu di tempat usaha ayam, kelinci saya harus mencari pekerjaan untuk mereka," tutur Tri. 

Tri kemudian bekerja sama dengan Dinas Pendidikan sekitar untuk menyediakan pelatihan seperti pelatihan batik ciptrat dan lain sebagainya. 

"Yang ngajar ini misal anak KKN, yang ngajar ini gratisan semua tidak dibayar," ungkap dia. 

Saat ini, Yayasan Kartika Mutiara yang didirian Tri itu telah memiliki 5 warung usaha yang semua pekerjanya adalah disabilitas. Dari Yayasan Kartika Mutiara ini juga, 30 orang disabilitas mampu membuat usaha sendiri di Pakisaji, Malang.

Baca Juga: 4 Kota di Dunia Ramah Turis Difabel, Fasilitasnya Lengkap

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya