Ecoton Kenalkan Isu Lingkungan Sejak Dini pada Gen Z 

Ikut belajar jaga lingkungan

Kediri, IDN Times - Yayasan kajian ekologi dan konservasi lahan basah atau Ecoton Foundation mengadakan kegiatan sekolah alam detektif sungai di Sekolah Alam Ramadhani Mojoroto Kota Kediri. Kegiatan ini untuk meningkatkan partisipasi sekaligus merangsang anak-anak dan pelajar untuk peduli terhadap isu lingkungan.

Peserta detektif sungai ini tergabung dalam berbagai jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah sampai atas. Jumlah peserta 40 orang.

1. Detektif sungai dikenalkan cara penelitian hingga menulis jurnal

Ecoton Kenalkan Isu Lingkungan Sejak Dini pada Gen Z Detektif Sungai yang melibatkan Gen Z saat meneliti sungai Kedak, Kidiri. (Dok. Ecoton).

Detektif sungai dikenalkan cara-cara kepenulisan jurnal ilmiah untuk dapat menuliskan pengalaman penelitian dan hasil identifikasi melalui kepenulisan ilmiah. Kepenulisan jurnal ini membantu dalam mendokumentasikan data dan temuan penting yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian yang komprehensif.

Selain itu, detektif sungai diajak untuk melakukan observasi kesehatan sungai melalui biotilik dan penelitian mikroplastik di Sungai Kedak, salah satu sungai yang mengalir ke sungai induk yaitu Brantas.

Observasi bertujuan untuk mengajak anak-anak untuk menjaga sungai, khususnya melihat kualitas air menggunakan indikator biota dan melihat kontaminasi mikroplastik yang dapat membahayakan lingkungan sekaligus mengancam kesehatan manusia.

“Memang dalam kegiatan ini kami lebih banyak melakukan observasi di sungai, agar siswa mengetahui kondisi lingkungan, apakah kotor, dan penuh plastik, karena saat ini banyak anak muda yang cuek, melalui sekolah alam detektif sungai ini bisa memberikan kesempatan anak muda untuk menyumbang solusi," ujar Koordinator kegiatan sekolah alam detektif sungai, Tonis Afrianto. 

Hasilnya, dalam kegiatan observasi ini sungai Kedak memiliki kesehatan sungai yang kurang baik, berdasarkan pengamatan biotilik mendapatkan skor 2,5 yaitu tercemar sedang. Sementara dalam pengamatan mikroplastik mendapatkan kontaminasi partikel filamen, fragmen dan fiber. Sumbernya yaitu dari sampah plastik seperti kresek, saset dan kain.

Baca Juga: WWF ke-10: Ecoton Soroti Pencemaran Air Sungai

2. Kegiatan diharapakan dapat pemahaman tentang mikroplastik

Ecoton Kenalkan Isu Lingkungan Sejak Dini pada Gen Z Detektif Sungai yang melibatkan Gen Z saat meneliti sungai Kedak, Kidiri. (Dok. Ecoton).

Laboratorium Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri, Ahmad Isa mengatakan, kegiatan ini mendapatkan antusiasme penuh dari anak anak. Melalui kegiatan ini ia berharap peserta didik mendapat pemahaman mendalam tentang bahaya mikroplastik dan pentingnya mengurangi penggunaan plastik.

"Kedepannya, diharapkan semakin banyak warga yang sadar akan dampak buruk plastik dan berkomitmen untuk membawa tas belanja sendiri dan pengurangan plastik dalam kehidupan sehari-hari," ungkapnya. 

3. Kegiatan mengajak anak-anak menjaga lingkungan

Ecoton Kenalkan Isu Lingkungan Sejak Dini pada Gen Z Detektif Sungai yang melibatkan Gen Z saat meneliti sungai Kedak, Kidiri. (Dok. Ecoton).

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri, Imam Muttaqin mengatakan, ia sangat mendukung kegiatan ini. Kegiatan ini mengajak adik-adik detektif sungai untuk menjaga lingkungan dengan mengurangi plastik kresek, mengajak orang tua dan keluarga untuk memilah sampah sejak dari rumah.

"Juga penting untuk menjaga sungai Brantas dari limbah rumah tangga dan polusi plastik. Kota Kediri sudah memiliki Perwali No.40 Tahun 2023 tentang pembatasan penggunaan plastik sekali pakai," tuturnya. 

Ecoton kedepannya juga akan mengajak lebih banyak keterlibatan pelajar dan siswa, tidak hanya di lingkup DAS Brantas saja. Tapi di daerah dan sungai-sungai yang lainnya.

Baca Juga: Ecoton Serukan Tolak Sampah Impor dari Australia dan Jepang

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya