Dua Kasus Mutilasi Malang, Psikolog Forensik: Pelaku Over Agresif

Bisa saja pelaku over agresif

Surabaya, IDN Times - Dua kasus mutilasi terjadi di Kota Malang dalam beberapa pekan terakhir. Praktisi Psikolog Klinis dan  Forensik Surabaya, Riza Wahyuni mengatakan bisa saja pelaku memiliki sifat over agresif dan gejala suka menyakiti orang lain atau psikopat. 

Riza megatakan, dirinya tidak melakukan pemeriksaan kepada para pelaku, sehingga ia tak dapat menyimpulkan perilaku para pelaku. Namun, dari kasus mutilasi secara umum yang pernah ditangani, bisa saja pelaku memiliki masalah gangguan kepribadian. 

"Kemudian yang kedua, siapa tahu orang ini memiliki karakter yang over agresif, yang dia tidak bisa mengontrol emosinya, dia tidak bisa mengontrol perilakunya," ujar Riza kepada IDN Times, Selasa (9/1/2024). 

Selain itu, bisa saja pelaku memiliki perilaku inklusif. Yakni perililaku yang melakukan sesuatu tanpa memikirkan risiko. 

"Kemudian bagaimana karakter kepribadian yang lain, bisa saja memang memiliki riwayat tidak menyenangkan dan lain sebagainya, itu juga menyebabkan karakter kepribadian lain yang kemudian dia belajar dari pengalaman masa lalu," terang dia. 

Bisa juga, pelaku dalam kondisi yang tidak aman ataupun tertekan dan ketakutan. Sehingga, pelaku akan bertindak tanpa berpikir panjang. 

"Itu tadi soal psikologi, tapi hal yang lain bisa juga disebabkan karena masalah ekonomi," jelasnya. 

Menurut Riza, perilaku mutilasi perlu ditelaah lebih banyak. Sehingga butuh pemeriksaan lebih dalam oleh Psikologi Forensik. 

"Bagaimana kalau misalnya orang yang memiliki gangguan kejiwaan atau ODGJ, tetap harus kita perikasa apakah dia ODGJ atau pada saat melakukan betul-betul dia dalam kondisi sadar," tuturnya. 

Riza bilang, perilaku-perilaku  masalah psikologi pelaku tersebut akan semakin terpicu dengan pemberitaan kasus sebelumnya. Para pelaku akan belajar dari media saat emosi mereka memuncak. 

"Makanya saya minta kepada semua pihak termasuk media untuk tidak memberitakan ini (kasus mulitasi) secara gamblang, cukup satu kali aja berita, karena saya kasihan," imbaunya. 

Riza bilang, orang-orang yang memiliki perilaku atau masalah psikologi tersebut bisa disembuhkan. Asalkan, mereka memiliki kesadaran atas perilaku yang membuat orang lain menderita itu. 

"Ketika sadar ternyata berproblem, kemudian datanglah kepada ahlinya. Bisa kepada psikolog, kepada psikiater," kata dia. 

Ketika mereka yang memiliki masalah psikologi tersebut datang kepada ahlinya, mereka akan mendapatkan intervensi. Sehingga perilaku over agresif yang dapat menyakiti orang lain bisa dapat dicegah. 

"Beberapa orang yang kami temui, yang konsultasi, itu ada yang tidak bisa kontrol emosi terhadap istri, kemudian kita lakukan intervensi psikologi, sekarang sudah baik-baik saja," pungkas dia. 

Baca Juga: Tukang Pijat di Malang Mutilasi Korbannya Jadi 9 Bagian

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya