BBM Naik, Suara Sopir Angkot: Kita Mau Apa Tetap Kalah!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Sopir angkot di Surabaya hanya bisa pasrah pada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab, mereka mengaku tak bisa berbuat apa-apa dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi itu.
1. Sopir angkot kecewa tapi tak bisa berbuat apa-apa
Salah satu sopir angkot yang ditemui IDN Times adalah Yusuf (61). Ia mengaku kecewa dengan adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM tersebut. Namun, dirinya tak bisa berbuat apa-apa.
"Kita bukan menerima, kita mau apa tetap kita kalah, kita mau besuara juga percuma, ujungnya ya kita pasrah," ujar Yusuf.
Baca Juga: Harga BBM Naik, Buruh Jatim Tuntun Motor dari A Yani ke Pahlawan
2. Tarif angkot di Surabaya belum ada kenaikan
Ia menuturkan, atas kenaikan BBM tersebut, Organisasi Angkutan Darat (Organda) masih belum ada reaksi. Apakah nantinya tarif angkutan kota di Surabaya akan dinaikan atau tidak.
"Kalau angkot saya (Joyobo-Menganti) ini tarifnya Rp8 ribu, kalau ke Lakarsantri Rp5 ribu, tapi penumpang mesti melebihkan," sebut Yusuf.
3. Sopir angkot sering pulang tak bawa untung
Yusuf mengatakan, dalam sehari ia mendapat untung bersih Rp50 ribu. Bahkan terkadang ia tidak membawa untung sama sekali.
"Saya harus setor Rp30 ribu ke pemilik angkot. Sehari bensin saya Rp100 ribu saya pakai pertalite. Untung saya bawa pulanh Rp50 ribu kadang Rp30 ribh, kadang tidak sama sekali," tandasnya.
Baca Juga: Gelombang Penolakan Kenaikan Harga BBM Juga Datang dari IMM Jatim