Atap Gedung Setan Surabaya Ambrol, 60 Orang Dievakuasi

Surabaya, IDN Times - Berusia sekitar 215 tahun, atap Gedung Setan yang berada di Jalan Banyu Urip Wetan I A nomor 107, Surabaya ambrol, Rabu (18/12/2024). Sebanyak 60 orang penghuni kini dievakuasi ke Balai RW setempat.
Atap yang ambrol itu hampir separuh dari keseluruhan. Camat Sawahan, Amiril Hidayat menyebut, atap tersebut ambrol sekitar pukul 17.00 WIB. Hal ini terjadi saat gerimis turun.
Dugaan sementara, penyebab ambrolnya atap tersebut karena bangunan itu merupakan peninggalan Belanda yang sudah rapuh. "Sekitar jam 5 (sore) memang ada turun hujan tapi memang gak deras hujannya. Bangunan itu sudah rapuh dan tidak layak huni," ujarnya.
Selain itu, gedung tersebut selama ini tak pernah direnovasi. Terlebih, Gedung Setan bukan aset pemerintah Kota Surabaya.
"Tapi kesulitan kedepan itu adalah secara struktur bangunannya sudah kaya gitu. Kalau misalnya dibenerin sudah cukup susah, karena sudah lapuk semua itu. Kalau nanti dinaikin makin ambrol," jelasnya.
Untuk sementara, sebanyak 60 orang penghuni dievakuasi di Balai RW. Di samping itu, pemerintah akan melakukan pendataan untuk mencari solusi atas insiden ini.
"Total ada 60 jiwa dari 18 Kartu Keluarga (KK) Ini didata lagi sama teman-teman biar jelas," kata dia.
Terkait perbaikan atap gedung, pihaknya akan berkomunikasi dengan Pemerintah Kota Surabaya. Sementara, mereka disarankan untuk ikut dengan saudara.
"Kita akan komunikasi kan ke pemkot. Karena bukan aset pemkot. Ini milik pribadi. Secara hukum seharusnya pribadi yang memang diperbaiki, bukan pemkot. Tapi pasti pemkot membantu dari sisi evakuasi untuk beberapa hari kedepan. Nanti kita tawarkan kepada mereka. Istilahnya bisa ikut saudaranya atau seperti apa. Saya fokus penanganan dulu," ungkap dia.
Diketahui, Gedung Setan merupakan bangunan peninggalan VOC pada masa pemerintahan Belanda tahun 1809. Lalu saat VOC meninggal Indonesia, gedung ini beraloh ke tangan Dokter Teng Sioe Hie atau Teng Khoen Gwan. Gedung ini juga pernah dijadikan tempat pengungsian orang-orang Tionghoa pada tahun 1948.