Angka Stunting di Jatim Masih 19,2 Persen, 3 Daerah Jadi Prioritas

Salah satu faktornya karena pernikahan dini

Surabaya, IDN Times - Angka stunting di Jawa Timur masih berada di angka 19,2 persen. Tiga daerah dengan angka stunting paling tinggi menjadi prioritas. 

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Dra Maria Ernawati mengatakan, angka stunting Jawa Timur pada 2022 adalah 19,2 persen turun dari tahun sebelumnya 21,6 persen. Di tahun 2023 ini, angkanya ditarget turun lagi menjadi 16,8 persen. 

"Angka stunting untuk tahun 2022, kita di angka 19.2, sudah lebih rendah dar angka capaian nasional yang 21,6. Target khusus per tahun saya menarget dari bu gub kemarin meminta kami untuk diangka 16,8 di tahun ini," ujar Erna, Kamis (16/11/2023). 

Dari 38 kabupaten kota di Jatim, tiga daerah menjadi prioritas penurunan stunting. Tiga daerah tersebut adalah Jember dengan angka stunting 34,8 persen, Bondowoso 32 persen dan Situbondo 30,9 persen. 

Faktor pemicu tingginya angka stunting di daerah tersebut banyak hal, seperti kemiskinan dan budaya. Namun yang menjadi perhatian adalah faktor pernikahan dini. 

"Iya (pernikahan dini menjadi salah satu faktor), Karen pernikahan dini itu biasanya terjadi karena married by accident atau hamil duluan, kalau hamil duluan itu yang tidak diinginkan biasanya ibunya kurang peduli, kedua perkawinan anak itu tensi ibu masih membutuhkan nutrisi dalam masa pertumbuhannya namun demikian karena hamil maka nutrisi itu akan berbagi dengan bayi," terang Erna. 

Tiga daerah dengan angka stunting paling tinggi itu, angka pernikahan dininya juga tinggi. Sehingga, hal tersebut perlu menjadi perhatian. 

Untuk mencegah angka stunting di Jatim pihaknya telah bekerjasama denga perguruan tinggi, salah satunya Universitas Dr Soetomo Surabaya. BKKBN selain melakukan sosialisasi kepada mahasiswa itu sendiri, mahasiswa juga diaja untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya penurunan angka stunting. 

"Terkait dengan pengabdian dan riset di perguruan tinggi ini kita perlukan untuk bagaimana kita mengetahui tentang faktor-faktor penyebab terjadinya stunting dan kita bisa memberikan satu solusi yang tepat," jelasnya. 

Sementara itu, Rektor Unitomo Prof. Siti Marwiyah tampak menyambut baik sinergitas ini. Beberasa fakultas di Unitomo bisa mengedukasi tentang gizi dan kebutuhan makanan sehat calon ibu hamil. Unitomo juga telah melaksanakan KKN Tematik, dimana dosen pembimbing sudah membekali mahasiswa tentang gizi dan stunting sehingga bisa diteruskan ke masyarakat saat mereka melakukan KKN Tematik.

“Kami siap bekerjasama untuk masalah stunting karena kami memiliki SDM yang kuat,” terang Prof Siti.

Baca Juga: 5 Kluster Stunting di Jatim, 3 Daerah Disorot

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya