Anak di Surabaya Empat Kali Dirazia Satpol PP karena Ngelem

Sekarang dibawa ke rehabilitasi

Surabaya, IDN Times - Satpol PP Kota Surabaya merazia dua bocah, F (12) dan A (13) yang sedang ngelem pada Sabtu (28/11/022) lalu di halaman Taman Surya Surabaya. Hasil pendataan ternyata salah satu dari mereka, F sudah kena razia sebanyak empat kali. 

Kasatpol PP Kota Surabaya, M Fikser mengatakan, F putus sekolah saat duduk di kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Sementara A putus sekolah saat duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Keduanya kini sedang melakukan rehabilitasi panti rehabilitasi Plato Fondation didampingi lembaga pendampingan anak. 

“Sehingga anak ini bisa mendapatkan treatment khusus supaya dia bisa terlepas dari kecanduan lem,” ujar Fikser, Selasa (7/11/2023).

Fikser berharap, adanya pendampingan serta penanganan tersebut dapat membantu keduanya sembuh dari kecanduan. Selain rehabilitasi, penanganan juga dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan. 

“Untuk anak ini kita tidak bisa memberikan efek jera ya, tapi kita melakukan pendampingan secara berkala secara serius. Supaya dia bisa terbebas dari kecanduan itu, nah pendekatan kekeluargaan itu yang akan kita lakukan. Serta akan kita akan kontrol anak ini terus,” terang Fikser.

Pihaknya juga sedang mengupayakan agar F dan A  dapat melanjutkan sekolah. Ia juga telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya untuk turut serta memberikan penanganan terhadap F dan A. 

"Kita akan upayakan kerjasama dengan dinas pendidikan, agar anak tersebut bisa sekolah. Kemudian, untuk ibunya kita mengupayakan bisa mendapatkan modal usaha, kami akan ajukan lewat Baznas," ungkap Fisker.

Sementara itu, Ketua Lembaga Bantuan Hukum Plato, Moch. Choliq Al Muchlis mengatakan penanganan terhadap F dan A akan dilakukan berdasarkan hasil assessment. Assessment dilihat dari keluarganya, pendidikan anak, kesehatan anak, riwayat pemakaian, psikologi anak, serta ekonomi keluarga anak.

"Dari hasil assessment tersebut akan muncul resume, setelahnya kita bakal memberikan treatment sesuai hasil tersebut," ujar Choliq.

Dalam penanganannya, Plato Foundation memiliki dua jenis perawatan, yakni rawat inap dan rawat jalan,  dimana rawat inap dan rawat jalan tersebut, diliat dari derajat keparahan anak. Rawat inap dilakukan selama tiga sampai empat bulan.

"Atau bisa juga rawat inap tiga bulan dan rawat jalan tiga bulan, atau bisa juga rawat jalan tanpa rawat inap. Untuk rawat jalan ada rencana terapi, maka keluarga sangat penting untuk memberikan konseling kepada anak," terang Choliq.

Selama proses rehabilitasi, dua anak tersebut akan melakukan berbagai kegiatan yang dimulai dari pagi sampai malam hari. Kegiatan tersebut di antaranya, mulai salat bersama, membersihkan ruangan, makan bersama dan ada pula kegiatan share feeling.

“Itu termasuk terapi sosiologis, jadi bukan kita yang menyuruh mereka, tetapi mereka melakukannya sendiri. Dan itu sebagai metode untuk bagaimana mereka peduli terhadap lingkungan,” kata Choliq.

“Itu adalah bentuk terapi psikologis yang kami terapkan. Apakah anak tersebut bisa bertahan atau tidak, dan jika ada yang melanggar maka akan ada punishment jika tidak mengikuti aturan,” pungkas Choliq.

Baca Juga: Duh, Ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Kamu Ngelem dan Pengobatannya!

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya