Surabaya, IDN Times - Sebanyak 17 Bus Listrik bekas pakai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 mulai mengaspal di jalanan Kota Surabaya, Selasa (20/12/2022). Bus tersebut diharapkan dapat mengurangi emisi karbon di udara. Keberadaannya perlahan akan menggantikan Bus Semanggi.

Direktur angkutan jalan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI), Suharto mengatakan, Kota Surabaya adalah kota pertama yang diberi bantuan bus listrik dari Kementerian Perhubungan. Jumlah bus listrik yang diberikan untuk Surabaya memang hanya 17, namun nantinya secara bertahap akan ditambah. 

"Kita evaluasi terus, saat ini kami produksi 53. Tentunya ada dua kota yg kami prioritaskan, Bandung dan Surabaya. Tapi yang paling besar Surabaya," kata dia.

Suharto menuturkan, bus Semanggi yang saat ini beroperasi di Surabaya bertahap akan dikonversikan ke bus listrik. Dengan harapan, emisi karbon di Kota Surabaya bisa dikurangi. 

"Supaya nanti, target emisi karbon yang di Kota Surabaya ini semakin lama semakin menurun," ujar dia. 

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan, Surabaya berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon di Surabaya. Selain bus listrik, Surabaya juga berencana menggunakan feeder listrik. 

"Kita siapkan feeder, dan feeder itu akan terpenuhi semua di tahun 2024. Sebagian kita gunakan listrik, itu komitmen kita," kata dia. 

Di tahun 2023, kata dia, seluruh pegawai di Pemkot Surabaya harus menggunakan kendaraan umum, minimal seminggu dua kali. "Seminggu dua hari itu pegawai negeri dari rumahnya harus menggunakan angkutan umum dengan bus Surabaya atau listrik," tutur dia. 

Untuk mengurangi emisi karbon, pihaknya juga akan mengkonversikan kendraan roda dua di Surabaya dengan kendaraan listrik. Pengurusan surat-surat kendaraan listrik di Surabaya akan dibantu Satlantas Polrestabes Surabaya. 

"Maka secara otomatis roda dua di Pemkot akan menjadi listrik semua di tahun 2023," kata dia. 

Baca Juga: Bus Listrik Surabaya Diuji Coba, Masyarakat Boleh Naik