Penderita DBD di Lamongan Mencapai 85 Orang, Dua Anak Meninggal

Meningkat tapi belum ditetapkan menjadi KLB

Lamongan, IDN Times - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lamongan meningkat sepanjang Januari 2019. Bahkan, ada dua bocah yang terkena DBD di Lamongan meninggal dunia. 

Kepala Bidang Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soegiri Lamongan, Maya Dewi Hanggraningrum, merinci kasus DBD hingga tanggal 21 Januari 2019, mencapai 85 kasus. Jumlah itu meliputi pasien anak-anak dan dewasa. 

"Untuk pasien yang kami tangani di rumah sakit ada 85 pasien dewasa dan anak-anak," kata Dewi. 

Baca Juga: 3 Bayi Asal Filipina Meninggal Setelah Dapatkan Vaksin Demam Berdarah

1. Kasus ini meningkat dibandingkan Januari 2018 lalu

Penderita DBD di Lamongan Mencapai 85 Orang, Dua Anak MeninggalIDN Times/ Imron

Dewi mengaku, jumlah pasien yang terjangkit DBD hingga bulan Januari 2019 lebih besar jika dibandingkan dengan pada Januari 2018. Menurutnya ada kenaikan sekitar tiga hingga empat persen, dengan kategori 13 kasus penyakit DBD yang sudah memasuki tahapan kronis.

"Yang pasti untuk tahun ini mengalami kenaikan antara 3 sampai 4 persen tidak sampai 5 persen ya. Itu kenaikannya, dan dua meninggal dunia," kata Dewi.

2. Dua anak meninggal dunia karena demam berdarah

Penderita DBD di Lamongan Mencapai 85 Orang, Dua Anak MeninggalIDN Times/ Imron

Dewi menjelaskan, dua anak yang menjadi korban meninggal setelah terkena demam berdarah. Kedua anak yang meninggal itu bernama Jihan Fahira (7) dan Eka (1) dari Desa Gelap, Kecamatan Laren.

Keduanya, kata Dewi, saat dibawa ke rumah sakit kondisi mereka berdua sudah kronis. Menurutnya, sebelum keadaan dua pasien itu memburuk, harus sesegera mungkin membawa keduanya berobat.

"Pada saat kedua bocah ini di bawa ke sini (rumah sakit) trombosit, keduanya sudah berada di angka seribu, sudah kami tangani di IGD, namun nyawanya tidak bisa kita tolong," jelasnya. 

3. Dipengaruhi karena pergantian musim kemarau ke penghujan

Penderita DBD di Lamongan Mencapai 85 Orang, Dua Anak MeninggalIDN Times/ Imron

Munculnya kasus demam berdarah di Lamongan, menurut Dewi dipengaruhi adanya pergantian musim, dari kemarau panjang ke musim hujan. Hal ini lalu menyebabkan perkembangbiakan nyamuk demam berdarah semakin meningkat. 

"Yang pasti karena pergantian musim. Untuk kecamatan yang terdampak wabah demam berdarah ini hampir menyeluruh terjadi di setiap kecamatan di Lamongan," terangnya.

4. Lamongan belum menetapkan kejadian luar biasa

Penderita DBD di Lamongan Mencapai 85 Orang, Dua Anak MeninggalIDN Times/ Imron

Kabid Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Lamongan, Bambang Susilo, mengatakan meskipun jumlah kasus demam berdarah meningkat pada bulan Januari 2019, Pemkab Lamongan belum menetapkan sebagai kejadian luar biasa atau KLB. 

"Kami belum bisa mengatakan kasus ini sebagai kejadian yang luar biasa, meskipun presentasi jumlahnya sudah melebihi dua persen dari kejadian di tahun sebelumnya. Yang berhak mengatakan ini adalah Bupati Lamongan," katanya.

5. Sudah diberikan imbauan kepada UPT Puskesmas di Lamongan

Penderita DBD di Lamongan Mencapai 85 Orang, Dua Anak MeninggalIDN Times/ Imron

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Lamongan sudah mengirim surat kepada UPT Puskesmas di Lamongan. Surat yang dikirim itu berisi agar setiap desa dan kelurahan mewajibkan warganya untuk gotong royong membersihkan tempat tinggal.

Warga Lamongan juga diimbau agar menerapkan pola 3M, menutup, mengubur, dan menguras bak mandi. "Tidak menutup kemungkinan jika kasus ini terus berkembang, kami juga akan mengadakan fogging di sekitar rumah korban yang terkena demam berdarah," kata Bambang.

Baca Juga: Waspada, Jakarta Diprediksi Rawan Demam Berdarah Hingga Maret 2019

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya