Derita Nenek Sebatang Kara di Lamongan, Tinggal Bersama Lima Ekor Ayam

Lamongan, IDN Times - Seorang nenek bernama Sarwi (80) asal Desa Bambang, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan hidup sebatang kara. Sehari-hari dia tinggal bersama lima ekor ayam peliharaannya. Mirisnya, saat ini Sarwi harus berjuang sendiri di tengah kepungan bencana banjir yang melanda desanya.
Kondisi tempat tinggal Sarwi benar-benar memprihatinkan. Rumahnya bisa dibilang tidak layak huni. Reyot. Atap rumahnya bocor sehingga air hujan dengan mudah masuk ke dalam. Dinding-dinding rumahnya juga sudah lapuk termakan usia.
1. Punya anak laki-laki tapi sudah lama menetap di Surabaya
Nenek Sarwi sebenarnya mempunyai anak laki-laki. Akan tetapi, anaknya itu sudah lama tidak tinggal dengannya, Sang anak merantau ke Surabaya bersama keluarganya.
"Tinggal dewe Nak mbahe, anake nang Surabaya (Tinggal sendiri saya Nak, anak saya di Surabaya)," kata Sarwi saat ditemui IDN Times, Rabu (22/4).
2. Nenek Sarwi setiap hari bekerja mencari keong
Meski usianya tidak lagi muda, namun Sarwi harus tetap bekerja mencari keong di sawah. Hasil berburu keong selanjutnya ia jual pada pemilik ternak bebek di kampungnya. Dari situ lah Sarwi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Kadang kalau awake (badan) sehat, ya mencari keong di sawah. Tapi kalau sakit ya tidak," jelasnya.
Baca Juga: Banjir di Lamongan Semakin Meluas, 17 Kecamatan Terendam
3. Tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah
Sarwi mengaku selama ini dirinya tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah setempat. Padahal melihat kondisinya, Sarwi sangat layak menerima bantuan. Sebenarnya Sarwi sangat berharap mendapatkan bantuan program bedah rumah. Terlebih lagi kondisi rumah yang ia tempati selama puluhan tahun itu sudah banyak yang rusak.
"Kepingin dapat bantuan bedah rumah," ungkapnya.
4. Saat banjir Sarwi hanya bisa diam di rumah
Saat banjir melanda seperti sekarang, Sarwi harus mengurus barang-barang yang ada di rumahnya seorang diri. Mulai meninggikan tempat tidurnya, sampai mengevakuasi perabotan rumah tangga agar tidak terendam air. Sejak banjir datang, Sarwi tidak berani keluar bekerja karena takut terjatuh.
"Terus terang, sejak banjir saya tidak lagi bisa bekerja setiap hari. Ya diam di rumah saja," tuturnya.
Baca Juga: Pesta Miras di Lamongan Kembali Berujung Maut, Empat Orang Tewas