107 Desa di Bojonegoro Terancam Banjir Luapan Sungai Bengawan Solo
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bojonegoro, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyebut ada 107 desa di 16 kecamatan yang terancam banjir dari sungai Bengawan Solo. Air sungai Bengawan Solo sendiri diperkirakan akan meluap karena curah hujan yang turun lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini terjadi karena fenomena La Nina.
1. Sebanyak 107 desa yang berpotensi banjir ada di 16 kecamatan
Sementara, hujan sendiri diperkirakan baru akan mulai turun pada akhir bulan November. Sementara puncaknya terjadi di bulan Januari hingga Februari 2021 mendatang. "Wilayah Bojonegoro memang tidak langsung terkena La Nina, hanya terkena dampaknya saja. Menurut kajian bencana yang sudah kita lakukan, ada 16 kecamatan yang dipastikan terkena banjir luapan sungai Bengawan Solo," kata Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, Sabtu (14/11/2020).
2. Wilayah Bojonegoro juga berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang
Tak hanya banjir luapan sungai Bengawan Solo saja, Ulfia juga meminta masyarakat mewaspadai ancaman banjir bandang dan tanah longsor yang kerap terjadi di wilayah Bojonegoro bagian Selatan.
"Salah satu pemicu yang patut diwaspadai apabila terjadi curah hujan lebat dengan durasi yang lebih lama. Maka warga yang rumahnya berada di kemiringan lebih dari 30 drajat atau rawan longsor untuk lebih berhati-hati. Bila perlu mengungsi ke tempat yang lebih aman," jelasnya.
3. Secara keseluruhan wilayah Bojonegoro berpotensi terdampak angin puting beliung
Dampak lain dari fenomena alam La Nina adalah angin kencang. Secara keseluruhan wilayah Bojonegoro berpotensi terkena angin puting beliung, seperti yang baru saja terjadi di Kecamatan Balen.
"Warga dapat mempersiapkan itu semua dengan terus memantau prakiraan cuaca harian hingga ke tingkat kecamatan melalui aplikasi Info BMKG, yang dapat diunduh di google, sehingga dapat mempersiapkan atau mengantisipasi dampak yang mungkin terjadi," jelasnya.
Baca Juga: Ada Fenomena La Nina, Jakarta Paling Rawan Bencana
4. Hindari berteduh di bawah pohon atau papan reklame
Selain itu, bagi warga yang sedang mengendarai mobil atau sepeda motor saat badai, mereka diminta tidak berteduh di bawah pohon, baliho serta tiang listrik. Kencangnya angin dikhawatirkan membuat benda-benda tersebut roboh.
"Terkait persiapan fenomena La Nina, kami BPBD juga sudah bersurat kepada camat dan selalu bersinergi dengan beberapa instansi pemerintah lainnya," pungkasnya.
Baca Juga: La Nina Tak Berpengaruh Besar di Tuban, Warga Diminta Tetap Waspada