Ini Upaya Nyata Pemkot Surabaya Antisipasi Banjir

Banjir di Kota Surabaya nyaris tak lagi ditemukan

Surabaya, IDN Times - Persoalan banjir kerap kali menghantui suatu daerah jika tidak diantisipasi dengan benar. Masyarakat Kota Surabaya pasti masih mengingat dan akan selalu melekat terkait peristiwa banjir yang terjadi pada 10 tahun silam.

Mereka juga masih mengenang betul ketika berjibaku dengan air, baik di rumah maupun di jalanan Surabaya. Bahkan, tak jarang kawasan Mayjen Sungkono, terutama kompleks Darmo Park Vida Swalayan menenggelamkan sepeda motor yang sedang diparkir.  

Pengalaman yang sangat menyedihkan salah satunya dialami Sri Wahyu Indrayanti, warga Jalan Simo Katrungan Baru, Kelurahan Petemon, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Sekitar tahun 2000-an, hujan turun sejak sore hingga malam, sehingga banjir pun tak terhindarkan. Malam itu, dia bersama keluarganya harus gotong royong mengangkut lemari, kulkas, kipas, televisi, dan berbagai perabotan rumah tangga supaya tidak terkena air. 

Saat itu, hujan tak kunjung reda dan banjir pun semakin meninggi. Akhirnya, lewat tengah malam, dia bersama keluarganya terpaksa mengungsi di rumah tetangganya yang baru dibangun dan belum ditinggali karena jendela-jendelanya belum selesai. 

“Kami terpaksa tidur di rumah tetangga yang rumahnya masih tahap pembangunan. Kedinginan, sedih, kecewa, campur aduk menjadi satu. Itu tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya,” kata Sri saat mengisahkan pengalaman kebanjiran.

1. Pembangunan yang dilakukan Pemkot Surabaya benar-benar dirasakan warga

Ini Upaya Nyata Pemkot Surabaya Antisipasi BanjirIDN Times/Fitria Madia

Sejak awal Tri Rismaharini menjabat Wali Kota Surabaya pada 2010-2011, hampir separuh atau 50 persen wilayah Kota Surabaya kebanjiran. Akan tetapi, dengan kegigihannya membuat skema penanganan banjir dan perbaikan di semua sektor, banjir di Kota Surabaya akhirnya nyaris tidak lagi ditemukan.

Meskipun masih ada genangan air, dapat dipastikan air itu akan cepat surut seiring berhentinya hujan.

“Waktu itu saya lihat bioskop di sana (Darmo Park Vida Swalayan), baru 1 jam hujan, lah kok sepeda saya sudah tenggelam, tinggal kelihatan spionnya saja, sedih saya. Sekarang, saya sudah tidak melihat itu lagi di Vida, aman terkendali sekarang,” kata Suparno, warga Dukuh Pakis, Kelurahan Dukuh Pakis, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya.

Bagi Sri dan Suparno, pengalaman itu menjadi kisah kelam yang hanya bisa dikenang. Kini, mereka sangat bersyukur sudah tidak lagi kebanjiran setelah banyak pembangunan box culvert dan saluran di daerah mereka. Sri juga merasa pembangunan yang dilakukan Pemkot Surabaya benar-benar dirasakan warga. 

“Sekarang kalau hujan deras banget, baru ada genangan sedikit di sekitar rumah saya. Genangan itu surut berbarengan dengan hujan reda. Bersyukur bangetlah pokoknya,” kata dia.

2. Pembangunan saluran air dan box culvert jadi upaya antisipasi banjir yang tampak saat ini

Ini Upaya Nyata Pemkot Surabaya Antisipasi BanjirIDN Times/Pemkot Surabaya

Selama masa kepemimpinan Wali Kota Risma, skema penanganan banjir, dari perhitungan sampai perencanaan dimatangkan di tengah-tengah keterbatasan dana. Perbaikan di berbagai sektor pun digarap secara paralel, mulai mengganti pompa-pompa lama menjadi baru, membangun saluran baru, membangun pompa air, hingga membangun tanggul di tepi laut.

Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati mengatakan berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Surabaya untuk mengantisipasi banjir. Bahkan, antisipasi itu terus dilakukan hingga saat ini tanpa henti. 

Salah satu antisipasi banjir yang tampak sampai saat ini ialah pembangunan saluran air, termasuk pembangunan box culvert di hampir seluruh wilayah Kota Surabaya. Tak heran jika sampai saat ini saluran baru itu sudah mencapai 293,87 kilometer. 

Saluran air tersebut terus disambungkan hingga hilirnya ke laut. Erna pun menambahkan bahwa pihaknya terus mengerjakan proyek box culvert di berbagai titik yang belum selesai.

Selain itu, pengerukan sungai dan saluran terus dilakukan, hingga saat ini hasil pengerukan itu mencapai 2.865.002 meter kubik. Sementara itu, lumpur hasil pengerukan tersebut dimanfaatkan untuk membangun lapangan, taman, makam, bozem, sekolah, rusun, pasar, dan berbagai fasilitas pemerintahan lainnya. 

“Setelah kami hitung, ternyata ini dapat menghemat APBD sebesar  Rp13-75 miliar per tahun,” tutur Erna.

3. Pemkot Surabaya juga membangun Tanggul Kali Lamong untuk mencegah banjir rob yang diakibatkan air laut pasang

Ini Upaya Nyata Pemkot Surabaya Antisipasi BanjirIstimewa

Antisipasi lainnya, Pemkot Surabaya terus memperbanyak rumah pompa dan menambah kapasitas pompa airnya. Hingga saat ini, sudah ada 59 rumah pompa yang tersebar di berbagai lokasi di Kota Surabaya.

Setiap rumah pompa itu memiliki beberapa pompa air dengan kapasitas yang bermacam-macam. Khusus pompa banjir berkapasitas 1-5 meter kubik per detik sudah ada 204 unit, sedangkan pompa sludge berkapasitas 0,25 meter kubik per detik ada 66 unit.

“Kami juga terus menambah bozem atau waduk. Hingga saat ini sudah ada 72 bozem dengan luas 1.446.925 meter persegi dan volume 6.008.139 meter kubik. Kami juga revitalisasi brandgang dengan pengerukan, rehabilitasi, dan pelarangan membangun gedung di atasnya,” imbuh Erna.

Pemkot Surabaya juga membangun Tanggul Kali Lamong yang memiliki panjang 8 kilometer lebih untuk mencegah banjir rob yang diakibatkan air laut pasang. Selain itu, pintu air yang berbatasan dengan laut juga ditinggikan dan diperbaiki sehingga dipastikan ketika air laut pasang, tidak masuk ke daratan. 

“Kami juga memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH) dan pohon-pohon di semua wilayah Surabaya untuk menyerap air lebih banyak. Hingga saat ini jumlah total luasan RTH di Surabaya 7.290,53 hektare atau sama dengan 21,79 persen dari luas wilayah Kota Surabaya,” katanya.

Erna memastikan bahwa berbagai upaya itu tidak cukup sampai di situ. Namun, ke depan Pemkot Surabaya masih akan terus menambah saluran air dan menyelesaikan beberapa proyek box culvert yang belum selesai. Selain itu, ruang terbuka hijau akan terus ditambahkan dan pengerukan saluran dan sungai akan terus menjadi aktivitas rutin ke depannya. 

“Rencananya kami akan menambah pompa air di 18 titik di Kota Surabaya dan berencana menambah kapasitas pompanya, sehingga proses ini akan terus berlanjut hingga akhirnya Kota Surabaya terbebas dari banjir,” pungkasnya.

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya