Tak Terima Zonasi PPDB, Ratusan Wali Murid Geruduk Grahadi

Mereka juga minta Mendikbud dipecat

Surabaya, IDN Times - Ratusan orangtua dan anak-anak menggeruduk Gedung Negara Grahadi, Rabu (19/6). Mereka merupakan massa aksi yang merasa tidak terima dengan metode zonasi yang diterapkan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.

1. Massa aksi mengecam metode zonasi

Tak Terima Zonasi PPDB, Ratusan Wali Murid Geruduk GrahadiIDN Times/Fitria Madia

Massa ini menamai diri sebagai Komunitas Orang Tua Peduli Pendidikan Anak SMP Se-Surabaya (Kompak). Mereka mulanya berkumpul di Taman Apsari yang terletak di depan Grahadi sejak pukul 12.00 WIB. Setengah jam kemudian mereka baru berjalan ke depan Grahadi sembari meneriakkan yel-yel.

"Tolak tolak tolak zonasi. Tolak zonasi sekarang juga! Tolak tolak tolak zonasi. Tolak zonasi sekarang juga!" seru mereka kompak.

2. Membawa spanduk dan poster berisi protes

Tak Terima Zonasi PPDB, Ratusan Wali Murid Geruduk GrahadiIDN Timed/Fitria Madia

Tak hanya menyanyikan yel-yel, mereka juga membawa spanduk dan poster yang berisikan kecaman terhadap metode zonasi. Poster-poster tersebut antara lain bertuliskan "kebijakan menteri tidak berpihak pada pendidikan anak, putra/putri bukan kelinci percobaan, zonasi bukan solusi pemerataan kualitas tapi pembodohan bangsa."

Bahkan, Menteri Pendidikan RI Muhadjir Effendy pun tak luput dari kecaman para orang tua yang khawatir akan masa depan buah hatinya. "Ganti Mendikbud secepatnya!!!, Muhajid Effendy penghancur semangat belajar anak Indonesia," tulis mereka dalam poster.

3. Sebagai bentuk upaya terakhir

Tak Terima Zonasi PPDB, Ratusan Wali Murid Geruduk GrahadiIDN Times/Fitria Madia

Humas Kompak yang juga merupakan wali murid dari siswa SMPN 1 Surabaya, Sawitri Nilaswari mengatakan bahwa aksi ini merupakan inisiatif para orang tua yang memperjuang nasib anak-anaknya. Sebelum mereka melakukan aksi, mereka juga sudah pernah melakukan audiesnsi ke DPRD dan Dinas Pendidikan Jatim.

"Ini merupakan langkah injury time kita untuk mengetuk hati bapak-bapak ibu-ibu penguasa di sana. Kita tidak menyalahkan pimpinan di Jatim, kita tahu mereka terjepit. Yang kita sasar adalah Mendikbud di pusat sana," ujar Nila, sapaan akrab Sawitri.

Baca Juga: Ini Kata Mendikbud Soal Sistem Zonasi Penerimaan Siswa Baru

4. Diikuti pula oleh orang tua di luar komunitas

Tak Terima Zonasi PPDB, Ratusan Wali Murid Geruduk GrahadiIDN Times/Fitria Madia

Aksi ini rupanya tak hanya diikuti oleh Kompak saja. Beberapa orang tua di luar komunitas juga turut bersuara. Bahkan ada pula orang tua yang anaknya masih lulusan SD dan akan masuk ke SMP. Namun merasa senasib, mereka pun turun ke jalan untuk memprotes metode zonasi yang dirasa memblenggu.

"Dia gak bisa sekolah di negeri. Paling dekat dari rumah saya jaraknya dua kilo. Kalau sekolah ke swasta saya gak punya uang," ujar Siti, salah satu wali murid.

5. Beberapa orang tua diterima audiensi

Tak Terima Zonasi PPDB, Ratusan Wali Murid Geruduk GrahadiIDN Times/Fitria Madia

Ketika aksi sedang berlangsung, Plt Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Hudiyono menerima beberapa perwakilan orang tua. Mereka menggelar pertemuan di sebuah ruangan di dalam Grahadi.

Meski perwakilan massa telah diterima audiensi, namun aksi di depan Grahadi masih berlangsung. Selain meneriakan yel-yel dan berorasi, mereka juga melakukan aksi menyanyikan Indonesia Raya.

Baca Juga: Token PPDB SMA dan SMK 2019 di Yogyakarta Dapat Diambil Besok 

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya