Rawan Bencana Banjir dan Genangan, Akankah Surabaya Tahun Ini Selamat?

Berbagai upaya antisipasi telah dilakukan

Surabaya, IDN Times - Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Kota Surabaya tak lepas dari ancaman bencana. Genangan tinggi yang terjadi hingga melumpuhkan beberapa titik pada awal 2020 menjadi salah satu bukti bagaimana Surabaya tak bisa lepas dari kiriman air. Gelombang pasang yang menerjang perahu-perahu nelayan di pesisir timur beberapa hari lalu juga menjadi momok terbaru warga yang tinggal di pinggir pantai.

Lantas, apakah Kota Pahlawan siap untuk menghadapi berbagai bencana yang mungkin terjadi pada musim penghujan nanti?

1. Surabaya adalah daerah rawan bencana

Rawan Bencana Banjir dan Genangan, Akankah Surabaya Tahun Ini Selamat?Peta Kawasan Genangan di Kota Surabaya. Dok RPJMD Kota Surabaya tahun 2016-2021

Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya 2016-2021, dijelaskan bahwa secara topografi, sebagian besar wilayah Kota Surabaya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3-6 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, Surabaya terletak di hilir sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang bermuara di Selat Madura. Beberapa sungai besar yang berasal dari hulu mengalir melintasi Kota Surabaya, yaitu Kali Surabaya, Kali Mas, Kali Jagir, dan Kali Lamong. 

"Dengan kondisi tersebut, Surabaya itu memang sangat rawan menjadi daerah banjir rob atau genangan. Soalnya air dari dataran lebih tinggi seperti trawas, bangil, dan lain-lain itu ketika hujan deras akhirnya mengalir ke Surabaya sebagai muara," jelas Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Baktiono, Jumat (13/11/2020).

Bahkan, 15 Kecamatan sudah diminta untuk siaga bencana lantaran termasuk dalam wilayah yang dilewati aliran DAS sehingga rawan banjir luapan sungai.

Kecamatan yang diminta khusus untuk siaga itu adalah Kecamatan Karang Pilang, Kecamatan Jambangan, Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Pakal, Kecamatan Asemrowo, Kecamatan Bulak, Kecamatan Rungkut, Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan Genteng, Kecamatan Wiyung, Kecamatan Krembangan, Kecamatan Dukuh Pakis, Kecamatan Sukomanunggal, dan Kecamatan Tenggilis Mejoyo.

2. Banjir dan genangan di Surabaya diantisipasi dengan berbagai hal

Rawan Bencana Banjir dan Genangan, Akankah Surabaya Tahun Ini Selamat?Peta Rawan Genangan Banjir Rob Wilayah Surabaya Utara. Dok RPJMD Kota Surabaya tahun 2016-2021

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sebenarnya sudah menciptakan saluran-saluran raksasa dan penyerapan air untuk bisa mengantisipasi genangan tinggi di Surabaya. Selain itu, berbagai rumah pompa dengan kapasitas yang terus ditingkatkan juga dibuat. Bozem-bozem juga dibangun agar bisa menahan air sehingga bisa secara bergantian masuk ke dalamm saluran.

Namun tetap saja, potensi bencana masih ada. Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan bahwa pihaknya sudah memulai mitigasi bencana genangan tinggi di Kota Surabaya. Beberapa caranya adalah dengan penyatuan koordinasi melalui radio HT agar penindakan bisa segera dilakukan ketika bencana akan terjadi. Cara lainnya adalah pemanfaatan pompa air bekas yang diletakkan di titik rawan genangan agar bisa lebih cepat menyedot air dan dialirkan ke saluran.

"Dinas PU Bina Marga dan Pematusan juga diminta melakukan pengecekan rutin terhadap rumah pompa atau pompa-pompa air yang ada di Surabaya. Bahkan, ia juga meminta pompa-pompa yang sudah siap dioperasikan itu, dapat bekerja dengan baik, sehingga dapat mengatur debit air. Pokoknya nanti diusahakan dapat meminimalisir genangan di rumah-rumah warga," jelasnya.

Baca Juga: Gelombang Pasang Hantam Pesisir Surabaya, 59 Perahu Rusak

3. Gelombang pasang diantisipasi dengan WID dan pohon cemara udang

Rawan Bencana Banjir dan Genangan, Akankah Surabaya Tahun Ini Selamat?Ilustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)

Sedangkan untuk potensi bencana banjir rob dan gelombang pasang, Pemkot Surabaya bekerja sama dengan BMKG memasang Weather Information Display (WID) yang diletakkan di beberapa titik. Monitor WID ini bisa dipantau langsung oleh nelayan dan warga untuk melihat prediksi cuaca, angin, dan lainnya di daerah tersebut. Sehingga jika akan terjadi gelombang pasang, diharapkan warga bisa menyelamatkan diri agar tidak terjadi korban.

Selain itu, Risma juga sudah menggalakkan penanaman ribuan pohon cemara udang di bibir pantai untuk menahan gelombang agar tidak langsung mengenai pemukiman warga. Dinding penahan ombak juga dibangun untuk menambah lapisan pertahanan dari hantaman gelombang.

"Untuk penguatan bibir pantai, sudah dilakukan sejak awal beliau (Wali Kota Risma) menjabat. Ini untuk menahan abrasi pantai dan juga gelombang dan cemara udang juga diyakini tahan terhadap gelombang," jelasnya.

4. Siapkan titik evakuasi warga

Rawan Bencana Banjir dan Genangan, Akankah Surabaya Tahun Ini Selamat?Ilustrasi banjir. Dok.IDN Times/Istimewa

Untuk upaya penyelamatan warga, Pemkot Surabaya sudah mulai menyiapkan titik evakuasi di masing-masing wilayah rawan bencana. Salah satunya di kawasan Bulak yang rawan terkena banjir rob akibat gelombang pasang. Sentra Ikan Bulak (SIB) pun saat ini sudah siap disulap sebagai lokasi pengungsian apabila banjir mulai mengenai rumah warga.

"Kalau terjadi lagi, SIB kita siapkan khusus untuk pesisir bulak. Jadi nanti kalau memang terjadi lagi gelombang tinggi, sehingga rumah itu sementara tidak bisa ditempati maka evakuasi kita siapkan di SIB," imbuhnya.

5. Perlu ada pemanfaatan teknologi yang lebih canggih

Rawan Bencana Banjir dan Genangan, Akankah Surabaya Tahun Ini Selamat?Ketua Komisi C, Baktiono usai pertemuan di Kantor DPRD Kota Surabaya, Senin (25/11). IDN Times/Fitria Madia. IDN Times/Fitria Madia

Hingga saat ini, Baktiono menilai bahwa penanganan bencana yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya sudah maksimal. Apalagi, anggaran yang dihabiskan untuk penanganan bencana ini hampir mencapai Rp500 miliar. Potensi bencana yang ada di Surabaya pun tak bisa dihindari lantaran faktor alam. Hanya saja, Baktiono menyarankan adanya pemanfaatan tekonologi yang lebih canggih agar banjir bisa lebih cepat teratasi.

"Seharusnya memakai exhaust drilling. Ini gagasan yang saya sampaikan. Belum ada daerah yang memakai ini. Jadi bisa langsung dibor, dihisap endapan di saluran tanpa perlu membongkar. Kalau dibongkar kan bisa merusak jalan atau pedesterian," ungkap Baktiono.

Baca Juga: Antisipasi Gelombang Pasang Lagi, Pemkot Surabaya Siapkan Pengungsian 

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya