Puncak Kemarau Diprediksi Agustus, BPBD Lakukan Antisipasi Kekeringan

Jatim berpotensi tinggi alami kekeringan

Surabaya, IDN Times - Musim kemarau sudah dimulai. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur pun bersiap menghadapi bencana kekeringan yang kerap terjadi di beberapa daerah sebelum puncak kemarau yang diperkirakan akan tiba pada Agustus 2019.

Baca Juga: Sebanyak 79 Desa di 16 Kecamatan di Lamongan Terancam Kekeringan 

1. Jatim memiliki risiko kekeringan tinggi

Puncak Kemarau Diprediksi Agustus, BPBD Lakukan Antisipasi KekeringanANTARA FOTO/Zabur Karuru

 

Provinsi Jatim merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi bencana kekeringan yang tinggi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Jatim Suban Wahyudiono. Oleh karena itu, Jatim perlu bersiap sebelum puncak kemarau tiba.

"Dari kajian risiko bencana memang termasuk gunung api, tsunami ini ada semua di jatim. Dari Jatim 38 kota kabupaten, 664 kecamatan, 8.501 desa kelurahan ini hampir 35% rawan bencana kategori tinggi ini 2742 Desa kelurahan," jelasnya melalui sambungan telepon, Senin (24/6).

2. Puncak kemarau pada Agustus

Puncak Kemarau Diprediksi Agustus, BPBD Lakukan Antisipasi KekeringanANTARA FOTO/Zabur Karuru

 

Untuk tahun ini, BPBD Jatim melakukan strategi tambahan yaitu melalui upaya preventif. Pasalnya pada tahun-tahun sebelumnya, BPBD melakukan aksi reaktif jika kekeringan telah terjadi di suatu daerah.

"Kenapa antisipasi karena kita juga membuat surat imbauan kewaspadaan perihal perkiraan perubahan cuaca ini pada bupati wali kota, bahwa Juni sudah masuk musim kemarau. Kami mohon antisipasi pada puncak kemarau musim kemarau di Agustus," lanjutnya.

3. BPBD kabupaten dan kota diminta bersiap diri

Puncak Kemarau Diprediksi Agustus, BPBD Lakukan Antisipasi KekeringanANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Antisipasi yang dilakukan akan disesuaikan dengan potensi bencana yang terjadi. Ketika puncak kemarau, selain kekeringan ada pula bencana kebakaran hutan dan lahan. Suban pun meminta BPBD Kabupaten dan Kota untuk memetakan potensi bencana di masing-masing wilayahnya.

"Dari 38 kabupaten kota itu ada 24 kabupaten yang berpotensi yaitu 180 kecamatan, 556 desa yang akan mengalami kekeringan," jelasnya.

Untuk saat ini BPBD Jatim telah menyiapkan anggaran sarana prasarana penyediaan jeriken dan alat kebakaran. Pasalnya selain kekeringan, puncak kemarau juga dapat menimbulkan kebakaran hutan.

"Selain itu biasanya kita juga dropping air. 6000 liter dari Provinsi untuk desa-desa," imbuhnya.

4. Sampang paling parah kekeringan

Puncak Kemarau Diprediksi Agustus, BPBD Lakukan Antisipasi Kekeringanun.org

Suban menyebutkan, kabupaten yang paling parah mengalami kekeringan adalah kabupaten Sampang. Pada tahun-tahun sebelumnya, 42 desa di Sampang terkena bencana kekeringan. Pada 2018, jumlah ini bertambah jadi 67 desa.

"Nomor dua itu Tuban 52 desa. Yang nomor 3 Ngawi, Pacitan, Lamongan, itu 45 desa," tutupnya.

Baca Juga: Undik-undikan, Tradisi Tebar Uang Warga Lamongan untuk Ucap Syukur

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya