Positivity Rate COVID-19 di Surabaya Tak Sampai 5 Persen

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota Surabaya mengeklaim kasus COVID-19 di Kota Surabaya saat ini sudah terkendali. Hal ini dibuktikan dengan angka positivity rate yang berada di bawah angka 5 persen.
Baca Juga: Penghuni Rusun Tolak Swab Massal, Pemkot Gunakan Tanda Tinta di Jari
1. Positivity rate tak sampai 5 persen
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, berdasarkan data yang ia miliki, saat ini positivity rate di Kota Surabaya cukup rendah yaitu di bawah angka 5 persen. Ini berarti, dari 100 orang yang dites swab PCR, kurang dari 5 orang dinyatakan positif COVID-19. Angka 5 persen ini merupakan standar yang di tetapkan oleh WHO.
"Positivity rate, 5 persen ke bawah. Kalau kenaikan ada, tapi masih terkendali. Yang biasanya sehari itu 16 (kasus), sekarang bisa 20 sampai 21 kasus baru se-Surabaya," ujar Feny, sapaan akrab Febria, Selasa (1/6/2021).
Baca Juga: 12 Penghuni Positif COVID-19, 18 Rusun di Surabaya Tes Swab Massal
2. Tes Swab selepas lebaran tetap masif
Feny memastikan bahwa positivity rate yang rendah ini bukan berarti jumlah tes yang berkurang. Hingga saat ini pihaknya masih memasifkan tes swab massal utamanya pasca lebaran untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus. Oleh sebab itu, angka rata-rata penambahan kasus per harinya bertambah dari 16 menjadi 21 kasus.
"Swab massal terus kita lakukan. Bahkan, Puskesmas sampai tidak libur, hari Minggu sampai malam-malam, karena mereka harus mencari lansia (untuk vaksinasi)," tuturnya.
3. Tracing diperketat
Tak hanya tes massal, Feny juga memastikan tracing temuan kasus masih diperketat. Tracing yang masif merupakan salah satu kunci untuk mencegah penularan COVID-19. Dengan demikian, positivity rate yang didapatkan juga termasuk hasil tracing kasus.
"Jadi begitu kita menemukan satu (kasus) melalui swab, langsung kita lakukan tracing. Karena semakin banyak kita temukan kontak erat, Insya Allah semakin terkendali," ungkapnya.
4. Kasus terkendali berkat vaksinasi
Menurut Feny, salah satu faktor menurunnya positivity rate ini adalah vaksinasi yang sudah dilakukan baik kepada lansia, pelayanan publik, UMKM, dan lain-lain. Saat ini Feny masih mengejar target vaksinasi lansia yang baru mencapai 83 persen.
"Saya berharap akhir Mei 2021, tapi karena mundur sehingga akhir Juni baru bisa selesai 100 persen (vaksinasi) lansia," tutupnya.
Baca Juga: Surabaya Berusia 728 Tahun, Eri: Dulu Usir Penjajah, Kini Usir Corona