Pimpinan Muhammadiyah Jatim Beda Pendapat Perihal Salam Lintas Agama

Yang penting tetap rukun

Surabaya, IDN Times - Pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur terkait imbauan kepada para pejabat agar tidak mengucapkan salam lintas agama mendapat respons berbeda dari para Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jatim. Di satu sisi ada yang menolak karena dirasa tak mengganggu. Sedangkan di sisi lain, ada pula yang mendukung sikap MUI.

1. Wakil ketua sebut salam lintas agama tak masalah asal tak ganggu akidah

Pimpinan Muhammadiyah Jatim Beda Pendapat Perihal Salam Lintas AgamaSurat imbauan yang dikeluarkan MUI Jatim. IDN Times/Istimewa

Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jatim Nadjib Hamid menuturkan bahwa salam berfungsi sebagai sarana saling bertegur sapa. Sepanjang salam tersebut tak masuk dalam ranah kepercayaan, Nadjib mengatakan bahwa penyampaian dengan berbagai versi agama masih tak masalah.

"Salam lintas agama, sejauh dimaksudkan untuk saling menyapa, tidak masuk ke wilayah akidah, ya gak apa-apa," ujarnya ketika dikonfirmasi IDN Times melalui pesan WhatsApp, Senin (11/11).

2. Tidak ada keharusan tapi juga tak boleh dilarang

Pimpinan Muhammadiyah Jatim Beda Pendapat Perihal Salam Lintas AgamaLogo MUI. mui.or,id

Salam dalam berbagai agama dirasa Nadjib hanya merupakan berbagai bentuk penyampaian. Sepanjang si penyampai salam dapat menempatkan niat salamnya dengan baik, salam lintas agama dapat dilakukan tanpa perlu dilarang.

"Tidak usah ada keharusan tapi juga tidak usah ada larangan-larangan. Sekadar saling bertegur sapa saja," lanjutnya.

3. Bisa jadi bentuk kerukunan antar umat beragama

Pimpinan Muhammadiyah Jatim Beda Pendapat Perihal Salam Lintas AgamaKantor Majelis Ulama Indonesia. mui.or.id

Selain itu, Nadjib juga sepakat dengan konsep kerukunan antar umat beragama yang disampaikan melalui salam lintas agama tersebut. Menurutnya, salam berbagai agama bisa menjadi salah satu bentuk toleransi.

"Iya. Situasional sifatnya," tuturnya.

Meski demikian, Nadjib tetap menghormati pernyataan MUI Jatim atas larangan salam lintas agama. Menurutnya, hal itu merupakan ranah MUI Jatim. Namun, pihaknya tak turut memberikan dukungan atas imbauan tersebut.

"Ya, itu pendapat MUI, ya kami hormati," pungkasnya.

4. Respons berbeda dari Ketua PW Muhammadiyah Jatim

Pimpinan Muhammadiyah Jatim Beda Pendapat Perihal Salam Lintas AgamaLogo Muhammadiyah. jogja.antaranews.com

Sementara respons berbeda disampaikan oleh Ketua PW Muhammadiyah Saad Ibrahim. Ia secara pribadi mendukung pernyataan MUI atas larangan salam lintas agama tersebut.

"Saya mendukung imbauan tersebut. Sebab, konsekuensi dengan menggunakan salam semua agama (di Indonesia), untuk menunjukkan tanda toleransi. Maka banyak yang harus diubah," tutur Saad ketika dihubungi terpisah oleh IDN Times.

5. Untuk agama lain cukup dengan salam umum

Pimpinan Muhammadiyah Jatim Beda Pendapat Perihal Salam Lintas Agamawikipedia.org

Saad menerangkan, budaya salam di awal pidato sebenarnya berasal dari Islam. Salam dalam agama Islam pun ditujukan untuk sesama muslim. Sedangkan untuk agama lain, Saad mengatakan cukup menambahkan salam secara umum. Contohnya seperti selamat pagi.

"Assalamualaikum Wr. Wb, cukup ini dengan diniatkan khusus untuk sesama muslim. Jika mau ditambahkan ya selamat pagi tadi," pungkasnya.

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya