Pertama Kali di Jatim, Satu Perawat Meninggal Dunia Akibat COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Seorang perawat dari Rumah Sakit Siloam Surabaya meninggal dunia akibat terjangkit COVID-19. Dia adalah Hastuti Yulistiorini (51), salah satu perawat senior yang ada di RS Siloam Surabaya. Hastuti meninggal lantaran terjangkit COVID-19 dari pasien tanpa gejala.
1. Satu perawat meninggal akibat COVID-19
Kabar meninggalnya Hastuti disiarkan melalui siaran pers resmi RS Siloam. Dijelaskan bahwa Hastuti adalah perawat yang telah bergabung bersama RS Siloam sejak 17 Maret 1988. Ia pun meninggal dunia pada Kamis (16/4) pukul 06.09 WIB.
"Sudah 32 tahun lamanya beliau mendedikasikan hidupnya untuk melayani kebutuhan kesehatan masyarakat. Kami memberikan penghormatan yang sebesar-besarnya untuk almarhumah atas dedikasi yang begitu luar biasa terhadap kesehatan dan kemanusiaan dan telah menjadi teladan bagi kita semua. Segenap keluarga besar Siloam Hospitals mendoakan agar Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kekuatan dan penghiburan untuk keluarga yang ditinggalkan,” ujar CEO Siloam Hospitals Surabaya dr. Maria Magdalena Padmidewi,
SpPK melalui siaran pers.
2. Satu-satunya tenaga kesehatan meninggal akibat COVID-19 di Jatim
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Kuratif Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi mengkonfirmasi bahwa Hastuti adalah satu dari 46 tenaga kesehatan yang terjangkit virus corona. Namun Hastuti menjadi satu-satunya korban jiwa dari virus mematikan itu.
"Satu orang perawat yang barusan meninggal kita mengucapkan turut berbela sungkawa," tutur Joni saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Kamis (16/4).
3. Hastuti tidak berkontak langsung dengan pasien COVID-19
Joni menjelaskan bahwa sebenarnya Hastuti adalah seorang supervisor perawat yang tugasnya mengawasi kerja perawat di rumah sakit. Ia pun tidak secara langsung menangani pasien COVID-19. Namun memang virus tersebut penyebarannya luar biasa. Bisa jadi pula ada pasien yang tidak bergejala namun ternyata positif COVID-19.
"Itu seorang supervisor perawat yang tugasnya adalah mensupervisi. Beberapa tenaga medis lain juga tidak tahu yang dirawat itu positif Artinya Orang Tanpa Gejala (OTG) itu banyak sekali. Kita harus hati-hati," pungkasnya.
Baca Juga: Surabaya Sumbang 48,9 Persen Kasus COVID-19 Jatim, Pemprov: Laik PSBB