Mampu Menghindari Antibodi, Virus Corona Eek Disebut Lebih Ganas

Mutasi yang terjadi membuat virus ini lebih lincah

Surabaya, IDN Times - Salah satu mutasi baru virus corona yang patut diwaspadai adalah varian E484K atau virus corona Eek. Apalagi, varian tersebut sudah ditemukan di Indonesia. Pakar Imunologi Universitas Airlangga (Unair) mengingatkan bahwa mutasi virus tersebut lebih ganas karena bisa menghindari antibodi.

1. Penelitian membuktikan virus Varian Eek bisa menghindari beberapa antibodi

Mampu Menghindari Antibodi, Virus Corona Eek Disebut Lebih GanasIlustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Hal ini dipaparkan oleh Pakar Imunologi Unair, Dr. Agung Dwi Wahyu Widodo dr., M.Si, M.Ked.Klin, SpMK. Berdasarkan laporan yang ditulis Marek Widera dkk dari University Hospital Frankfurt, virus corona varian Eek berhasil mengelabui beberapa antibodi sehingga virus tak bisa dilawan atau dilumpuhkan oleh antibodi yang telah ada.

“Dijelaskan oleh penelitian Widera dkk, beberapa monoklonal antibodi gagal mendeteksi
keberadaan atau melakukan netralisasi pada virus yang memiliki Varian E484K,” ujar Agung, Rabu (14/4/2021).

2. Varian Eek bisa hindari antibodi berkat mutasi di dekat spike

Mampu Menghindari Antibodi, Virus Corona Eek Disebut Lebih GanasIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Agung menjelaskan, kemampuan menghindari antibodi tersebut lantaran virus corona pada Varian E484K telah mengalami mutasi pada asam amino glutamic acid yaitu "e" yang berubah menjadi lisin pada spike. Mutasi tersebut berada dekat dengan puncak spike sehingga struktur protei pada spike berubah.

"Perubahan itulah yang menyebabkan virus dapat menghindar dari antibodi COVID-19," tuturnya.

Baca Juga: Mutasi Virus Corona E484K Terdeteksi di Indonesia Sejak Februari

3. Varian Eek disebut lebih ganas

Mampu Menghindari Antibodi, Virus Corona Eek Disebut Lebih GanasIlustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Dengan kemampuan baru yang didapatkan dari mutasi tersebut, virus corona Varian E484K disebut lebih ganas lantaran bisa menular lebih cepat bahkan kepada orang yang sudah memiliki antibodi COVID-19.

Meski demikian, Agung mengatakan bahwa gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus corona Varian Eek masih serupa dengan gejala varian lain yang pernah ada. Namun, tetap saja tingkat penularan yang lebih tinggi patut diwaspadai.

“Pada varian ini, gejala klinis yang muncul mirip dengan Varian B117, B1351 Afrika Selatan dan P1 Brazil. Derajat keparahannya juga tidak berubah,” ungkapnya.

Baca Juga: Benarkah Mutasi Virus Corona E484K bisa Menghindari Antibodi?

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya