DLH Surabaya Pantau Potensi Pencemaran Semburan Minyak Kutisari
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya meneliti kandungan gas yang ada dalam semburan minyak di Kutisari Indah Utara III/19, Tenggilis Mejoyo, Surabaya. Mereka perlu mewaspadai potensi pencemaran lingkungan dan dampak atas adanya semburan minyak tersebut.
1. DLH pantau kondisi minyak
Kepala Seksi Pemantauan dan Pengendalian Kulaitas Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Ulfiani Ekasari menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan apakah semburan tersebut mencemari lingkungan sekitar atau tidak.
Pihaknya sudah memulai penelitian kandungan gas dalam minyak menggunakan alat Gas Monitoring. Melalui alat tersebut, DLH dapat mengetahui kadar gas berbahaya di dalam minyak tersebut.
"Jadi yang kami ukur gas sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), nitrogen monoksida (NO), dan ozon (O3)," jelasnya ketika ditemui di lokasi kejadian, Selasa (24/9).
2. Minyak berkadar belerang dioksida tinggi
Berdasarkan hasil pengukuran sementara, Ulfiani mengatakan bahwa tingkat SO2 pada minyak tersebut sempat tinggi. Tingginya SO2 atau belerang dioksida dapat memicu bau yang menyengat, hingga sakit kepala bagi yang menghirupnya.
"Itu terjadi pada saat semburan muncul sampai menjelang malam. Ketika pagi (sudah) turun. mulai jam 1 sampai jam 9," tuturnya.
Baca Juga: Jangan Ditutup, Ahli Geologi Minta Semburan Minyak Kutisari Dibiarkan
3. Penghuni diungsikan selama sepekan
Meski sempat turun, Ulfiani tetap meminta agar penghuni rumah bisa diungsikan ke tempat yang lebih aman. Tujuannya untuk menghindari potensi timbulnya semburan yang lebih besar dan dapat membahayakan bagi penghuni rumah.
Pengungsian penghuni dilakukan minimal selama sepekan.
"Kami bersepakat antara ESDM, tim ahli ITS, Kecamatan, DLH, Bakesbang, lebih baik rumah tidak dihuni dulu selama 7 hari. Sambil kami me-monitoring semburan gas yang terjadi," lanjut Ulfiani.
4. Dapat mencemari air
Selain pencemaran udara, semburan minyak juga dapat mencemari air di lingkungan sekitar. Hal ini terjadi apabila luapan minyak tumpah ke selokan dan mengalir ke selokan-selokan lainnya.
"Kalau tidak terkelola, nanti akan sampai ke got. Dinas PU menyiapkan tandon dan sebagainya. Ada drum juga, nanti ditampung di situ. Nanti kami koordinasikan dengan Pertamina," tuturnya.
Sedangkan untuk kondisi sumur rumah warga, Ulfiani menyatakan bahwa saat ini masih dalam tahap aman, selama minyak belum tumpah ke mana-mana.
Baca Juga: Ahli Geologi ITS Sebut Semburan di Kutisari adalah Minyak Mentah