Banyak Klaster Keluarga, Pasien COVID-19 Diminta Tak Isolasi Mandiri

Karena bisa menulari ke anggota keluarganya

Surabaya, IDN Times - Berdasarkan hasil analisis Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, saat ini penularan virus corona yang mendominasi di Kota Pahlawan berasal dari klaster keluarga. Para pasien COVID-19 pun benar-benar diharapkan agar bisa melaksanakan isolasi di tempat yang sudah disediakan, bukan lagi di rumah.

1. Satgas COVID-19 Surabaya menganalisis klaster di Surabaya

Banyak Klaster Keluarga, Pasien COVID-19 Diminta Tak Isolasi MandiriIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto menjelaskan, analisis yang pihaknya lakukan adalah salah satu upaya untuk mencari tahu sumber penularan COVID-19 terbesar di Kota Surabaya. Nantinya, hasil analisis ini bisa digunakan untuk menentukan solusi terbaik dalam penanganan COVID-19 di Kota Pahlawan.

"Berdasarkan analisis tersebut, diketahui ada beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang tertular atau dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. Yang tertinggi adalah klaster keluarga atau karena kontak erat keluarga. Persentasenya sekitar 28 persen,” ujar Irvan, Sabtu (23/1/2021).

2. Kebanyakan pasien memilih isolasi mandiri

Banyak Klaster Keluarga, Pasien COVID-19 Diminta Tak Isolasi MandiriIlustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Selain itu, ketika ditelusuri lebih lanjut, rupanya mayoritas pasien COVID-19 di Kota Surabaya memilih untuk melakukan isolasi mandiri di tempat tinggal masing-masing seperti di rumah. Padahal, tak semua tempat tinggal memadai menjadi lokasi isolasi mandiri yang minim potensi penularan COVID-19 terhadap anggota keluarga lainnya.

"Dari 150 sampel kasus yang dianalisis itu, sebanyak 68 persen orang terkonfirmasi Covid-19 melaksanakan isolasi mandiri di rumah atau apartemen, dan 25 persen melaksanakan isolasi di rumah sakit atau tempat yang disediakan oleh pemerintah/swasta, dan 7 persen di tempat lainnya,” tuturnya.

3. Pasien diharap isolasi di tempat yang disediakan pemerintah

Banyak Klaster Keluarga, Pasien COVID-19 Diminta Tak Isolasi MandiriWakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Irvan Widyanto

Oleh sebab itu, Irvan menduga banyaknya klaster keluarga yang timbul disebabkan oleh isolasi mandiri para pasien COVID-19. Ia pun meminta agar pasien bisa melakukan isolasi di rumah sakit atau lokasi isolasi yang telah disediakan Pemerintah Kota Surabaya yaitu Hotel Asrama Haji.

"Jadi, untuk sementara kami minta isolasi mandiri di tempat yang telah disediakan pemerintah, seperti di Hotel Asrama Haji dan Rumah Sakit Lapangan Indrapura,” ungkapnya.

4. Hotel Asrama Haji masih tersedia kamar kosong

Banyak Klaster Keluarga, Pasien COVID-19 Diminta Tak Isolasi MandiriIlustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Ia juga memastikan bahwa masih banyak kamar tersedia di Hotel Asrama Haji. Berdasarkan data tanggal 22 Januari 2021 pukul 14.00 WIB, total tamu yang isolasi mandiri di HAH sebanyak 10.966 orang, dan yang sudah pulang sebanyak 10.662 orang atau 97,2 persen, dan tamu yang masih dirawat di HAH sebanyak 304 orang atau 3,8 persen.

“Di HAH kami sediakan tiga gedung, dan masih ada ratusan kamar yang kosong di sana. Jadi, ayo isolasi di HAH aja, jangan di rumahnya atau apartemennya, khawatir tetap menularkan kepada keluarga lainnya,” pesannya.

Baca Juga: Ternyata, Klaster Keluarga Mendominasi Kasus COVID-19 di Surabaya

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya