Serangan Wabah PMK di Tulungagung Sebabkan Produksi Susu Menurun

Tulungagung, IDN Times - Serangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Tulungagung saat ini menyebabkan produksi susu sapi menurun hingga 34 persen. Mayoritas ternak yang terserang penyakit tersebut adalah sapi perah. Penyakit ini membuat sapi tidak mau makan sehingga berpengaruh terhadap susu yang dihasilkan.
1. Dua kecamatan menjadi sentra susu sapi
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, mengatakan peternakan sapi perah menjadi titik paling rawan terhadap wabah PMK. Terdapat dua kecamatan yakni Pagerwojo dan Sendang yang selama ini menjadi sentra susu sapi.
Produksi susu di daerah tersebut diambil langsung oleh pabrik susu besar. "Di Kecamatan Pagerwojo, itu tiap hari produksi sapi perah kurang lebih 60 ribu liter. Dengan adanya PMK, turun jadi 40 ribu, begitu juga Sendang yang lebih besar," ujarnya, Kamis (07/07/2022).
2. Produksi susu sapi menurun hingga 34 persen
Turunnya produksi susu sapi ini hingga mencapai 34 persen. Kondisi tersebut membuat peternak resah karena penyakit PMK tidak hanya mengancam nyawa sapi tapi juga produksi susunya. Pihak Pemkab menjadikan kasus PMK ini menjadi perhatian serius.
"Untuk itu kita juga menggenjot pelaksanaan vaksinasi PMK, kita prioritaskan untuk sapi perah terlebih dahulu," tuturnya.
Baca Juga: Vaksinasi PMK di Jatim Diprioritaskan untuk Sapi Perah
3. Pemkab fokus sediakan obat untuk peternak
Pemkab juga telah menyiapkan anggaran hingga Rp700 juta untuk penanganan wabah PMK ini. Anggaran tersebut utamanya digunakan untuk menyediakan obat-obatan bagi para peternak. Ketersediaan obat PMK saat ini sudah mulai langka dan harganya terus naik.
"Yang paling utama saat ini adalah penyediaan obat obatan untuk peternak," pungkasnya.
Baca Juga: Cerita Muhdi, Rugi Puluhan Juta Setelah Sapi Sekandang Kena PMK