Perjuangan Pasutri Penjual Pentol di Trenggalek Bebuah Naik Haji

Pernah kehilangan uang puluhan juta untuk haji

Trenggalek, IDN Times – Raut wajah bahagia terpancar dari Mufid Asnawi (62) dan Siti Aisyah (58), warga Desa Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek. Pasangan suami istri penjual pentol ini akan berangkat menunaikan ibadah haji tahun ini. Untuk mewujudkan cita-citanya ini, setiap hari mereka menyisihkan keuntungan jualan pentol. Mereka juga pernah kehilangan uang puluhan juta rupiah, yang telah disiapkan untuk berangkat haji.

1. Sejak tahun 1992 berjualan pentol

Perjuangan Pasutri Penjual Pentol di Trenggalek Bebuah Naik HajiMufid saat menyiapkan dagangan pentol miliknya. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Ditemui di rumahnya, Mufid mengatakan sejak tahun 1992 sudah berjualan pentol keliling. Awalnya Mufid bingung mencari pekerjaan. Mufid lalu diajak oleh tetangganya untuk berjualan pentol. Bahkan tetangganya juga mengajari cara membuat pentol dan memberi tahu tempat untuk berjualan pentol. Awalnya Mufid hanya bisa menjual pentol 1,5 kg tiap harinya. Tapi sekarang dia mampu menjual pentol 10 kg tiap harinya.

"Dulu dari modal Rp 1.500 bisa dapat untung Rp 4.000. Kalau sekarang, Alhamdulillah dari modal Rp 300.000 bisa mendapatkan untung Rp 600.000 hingga Rp 700.000 tiap harinya,” ujarnya, Jumat (10/5/2024).

Baca Juga: Embarkasi Surabaya Berangkatkan 106 Kloter Jemaah Haji 2024

2. Sempat mendaftar haji di tahun 2001

Perjuangan Pasutri Penjual Pentol di Trenggalek Bebuah Naik Hajipexels.com/Konevi

Pria tiga anak itu menjelaskan, keinginan untuk berangkat Haji sudah dia miliki sejak tahun 2001 lalu. Saat itu Mufid sempat membuka tabungan ke salah satu bank untuk berangkat Haji. Namun, dalam perjalanannya, uang tabungan itu harus dia tarik untuk memenuhi kebutuhan anaknya yang tengah mondok. “Dulu sudah sempat nabung, tapi ketika itu anak saya butuh biaya di pondok dan akhirnya saya mengambil uang tabungan untuk anak saya. Sejak saat itu, keinginan saya untuk Haji mulai muncul keraguaan,” jelasnya.

3. Mendaftar lagi di tahun 2012

Perjuangan Pasutri Penjual Pentol di Trenggalek Bebuah Naik HajiMufid dan istrinya saat menyiapkan dagangan pentol miliknya. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Namun keinginan tersebut muncul kembali pada tahun 2012. Saat itu Mufid dan istrinya didoakan saudara yang baru pulang haji. Akhirnya pada 2012 Mufid dan Istrinya mendaftarkan diri sebagai CJH. “Untuk biaya Haji, saya dan istri setiap bulan menabung rutin. Dan alhamdulillah saya dan istri bisa berangkat ke Tanah Suci,” ucapnya.

4. Uang yang disiapkan untuk haji hilang

Perjuangan Pasutri Penjual Pentol di Trenggalek Bebuah Naik Hajipixebay.com/Yamtono_Sardi

Setelah terdaftar sebagai CJH, Mufid dan Istrinya harus menunggu keberangkatan selama belasan tahun. Pada saat itu, Mufid juga terkena musibah. Dimana uang tabungan haji yang dia simpan di salah satu bank, ternyata dibawa lari oleh seseorang. “Saya dan istri dulu menabung di salah satu bank. Total uang mencapai Rp 30 Juta untuk berangkat haji. Tapi ternyata uang itu hilang dibawa orang, dan kami akhirnya berusaha mengiklaskannya,” terangnya.

5. Harusnya berangkat 2022 lalu

Perjuangan Pasutri Penjual Pentol di Trenggalek Bebuah Naik HajiMufid dan istrinya saat menyiapkan perlengkapan haji. IDN Times/ Bramanta Pamungkas

Rencananya pasangan ini akan berangkat pada tahun 2022 lalu. Namun karena ada pembatasan lantaran Covid 19, mereka terpaksa mundur keberangkatannya. Sehingga mereka diberangkatkan pada 7 Juni 2024 mendatang.

"Alhamdulilah kami rencananya pada 6 Juni 2024 akan menuju ke Asrama Haji Surabaya dan berangkat ke Tanah Suci pada 7 Juni 2024. Semoga ibadah kami bisa berjalan dengan lancar,” pungkasnya.

Baca Juga: Jelang Musim Haji, Fogging Digelar di Asrama Haji Surabaya

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya