Kasus Leptospirosis di Tulungagung Bertambah, 3 Pasien Meninggal

Tulungagung, IDN Times - Sejak bulan Desember lalu Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menemukan 7 kasus penyakit Leptospirosis. Dari jumlah ini sebanyak 3 pasien meninggal dunia. Kasus ini ditemukan di 5 wilayah kecamatan yakni Ngunut, Rejotangan, Bandunhlg, Sendang dan Karangrejo. Tim dari dinas kesehatan sendiri telah dikerahkan untuk melakukan penelitian epidemiologis terkait temuan kasus Leptospirosis ini.
1. Total temuan 7 kasus di 5 kecamatan

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Didik Eka mengatakan, kasus leptospirosis di Tulungagung terjadi sejak akhir 2022 lalu. Berdasarkan data akumulasi, tercatat sudah ada tujuh kasus leptospirosis. Penyakit ini disebabkan karena bakteri leptospira, dengan pembawa atau hostnya adalah tikus atau hewan ternak.
"Total temuan kasus penyakit Leptispirosis ada 7 kasus, 3 pasien diantaranya meninggal dunia," ujarnya, Rabu (08/03/2022).
2. Tim lakukan penelitian epidemiologi

Pihak Dinkes sendiri telah melakukan pemeriksaan epidemologi mencari host agen serta lingkungan yang diduga menjadi penyebaran bakteri leptospira. Mereka memulai mengambil sampel radius lebih dari 100 meter dari rumah penderita leptospirosis.
"Kasus awal sudah kami ambil sampel ginjal tikus serta tanah yang berada di radius 100 meter dari lokasi penderita leptospirosis. Hasilnya positif terpapar bakteri leptospira," tuturnya.
3. Masyarakat harus waspada dan jaga higienetas

Untuk kasus yang baru ditemukan di wilayah Desa Dono, Kecamatan Sendang. Sampel ginjal tikus serta tanah yang berada di radius 100 meter dari lokasi penderita leptospirosis telah diambil. Menurut Didik, apabila hasil sampel tikus ini positif terpapar bakteri leptospira, maka masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan.
"Upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah memperhatikan higenitas dan jika memungkinkan dilakukan pemberantasan sarang tikus," pungkasnya.