Reaktivasi Tempat Isoter Jatim Belum 100 Persen

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) mendorong kabupaten/kota untuk membuka kembali tempat isolasi terpusat (Isoter) serta memperketat penerapan aplikasi PeduliLindungi di tempat umum. Mengingat, saat ini ada tren kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia, termasuk Jatim.
1. Isoter belum reaktivasi 100 persen
Data yang diterima Khofifah, sekadang ini sudah 79 persen Isoter yang direaktivasi. Tiga persen belum memberikan konfirmasi reaktivasi dan 18 persen Isoter belum reaktivasi. Dia meminta seluruh Kepala Daerah segera melakukan percepatan reaktivasi Isoter di wilayahnya.
"Kepada daerah yang masuk ke dalam kategori 3 persen dan 18 persen, saya mohon untuk semuanya agar segera berjaga-jaga. Karena seperti yang disampaikan dr. Windhu (Epidemiolog Unair), bahwa 74 persen pasien rawat inap di rumah sakit adalah mereka yang bergejala ringan dan tanpa gejala," ujarnya saat Rakor Fokompimda Jatim.
2. Penggunaan PeduliLindungi mulai longgar
Selain reaktivasi Isoter, Khofifah menginstruksikan bupati/ wali kota bersama Forkopimda setempat secara berkala memantau terkait penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Menurutnya, ini penting karena banyak tempat-tempat umum yang tidak memperketat penggunaan QR-Code.
Tercatat di Jatim, tiga wilayah dengan traffic (penggunaan) tertinggi peduli lindungi adalah Kota Surabaya 48,49 persen, Kota Malang 18,05 persen dan Sidoarjo 8,94 persen. "Mari bersama-sama khususnya untuk wilayah yang punya tempat wisata banyak dan lokasi ring 1 perindustrian di Jatim untuk menerapkan dengan baik PeduliLindungi," ajaknya.
"Jika memang ada QR-Code yang sudah expired atau tidak bisa digunakan bisa segera melaporkan dan memperbarui. Karena, QR-Code ini bisa jadi monitoring aktivitas masyarakat," dia menambahkan.
Baca Juga: Pasien COVID-19 OTG dan Gejala Ringan Diimbau Isoter
3. Ada 7 ribu lebih kasus aktif di Jatim
Sekadar diketahui, kasus aktif di Jatim terus bertambah. Hingga per 8 Februari 2022, tercatat ada 7.944 kasus aktif. Terkait peta zonasi, dari 38 kabupaten/ kota sebanyak 37 masuk zona kuning. Hanya ada satu, yakni Kota Malang yang berstatus zona oranye.
Khofifah pun mengajak masyarakat untuk lebih ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Sebab, sekarang sudah masuk gelombang ketiga pendemik COVID-19. Puncaknya diperikarakan akan terjadi pada pekan ketiga Maret mendatang.
Baca Juga: Catat! Ini Tempat Isoter Bagi Warga Surabaya Raya Positif COVID-19