Polemik Sampah Plastik Impor, Khofifah: Akan Diolah Jadi Listrik

Langkah re-ekspor sempat menuai protes pengusaha kertas

Mojokerto, IDN Times - Sampah plastik yang disisipkan di limbah kertas impor mulai mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa. Mantan Menteri Sosial ini pun mengunjungi importir limbah kertas, PT Mega Surya Eratama, Mojokerto, Senin (15/7).

"Tujuan kami ke sini (PT Mega Surya Eratama), ingin melihat penjajakan rencana proses untuk menyiapkan dari sampah plastik menjadi energi listrik," ujarnya saat di lokasi.

 

 

Baca Juga: Sampah Impor Desa Bangun, Berkah di Antara Mara Bahaya

1. Kelola sampah plastik jadi energi listrik

Polemik Sampah Plastik Impor, Khofifah: Akan Diolah Jadi ListrikIDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Khofifah membeberkan, kalau Presiden Joko 'Jokowi' Widodo juga meminta seluruh kepala daerah melakukan pemetaan sampah. Karena sampah yang datang menurut pemerintah bisa diolah.

"Sampah untuk bisa menjadi energi listrik, ada yang sampah basah sudah diinisiasi di Surabaya, sampah plastik sedang diinisiasi di sini," kata Khofifah.

2. Rencana dikerjakan Agustus

Polemik Sampah Plastik Impor, Khofifah: Akan Diolah Jadi ListrikIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Gubernur perempuan di Jatim ini juga mengakui kalau jumlah sampah di Indonesia tergolong masif. Saat ini, ia menyebut Indonesia masuk ke dalam 5 besar dunia yang terdampak sampah plastik.

"Maka bagaimana pengolahan sampah palstik menjadi energi listrik itu salah satu di dalam rencana umum energi daerah," ucap Khofifah.

Orang nomor satu di Jatim ini menargetkan pengelolaan sampah plastik jadi energi listrik bisa direalisasikan pada pada tahun ini. "Bahwa sampah bisa menjadi listrik dan yang dikelola di sini Insyaallah awal Agustus sudah akan operasi adalah sampah plastik menjadi listrik," tambahnya.

3. Libatkan ITS untuk teknologinya

Polemik Sampah Plastik Impor, Khofifah: Akan Diolah Jadi ListrikIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Apabila sudah sepakat akan direalisasikan Agustus, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim bersama pemilik perusahaan akan mengkomunikasikan pengerjaaanya dengan Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Ia berharap ITS bisa menyiapkan teknologi untuk pengolahan sampah plastik jadi listrik tersebut.

"Kita ingin mengkomunikasikan dengan ITS karena pada dasarnya sudah punya teknologi untuk sampah basah menjadi listrik. Kalau ITS bisa menyiapkan akan lebih mudah dan murah," jelas Khofifah.

4. Kebijakan re-ekspor limbah kertas dan sampah plastik buat perusahaan meradang

Polemik Sampah Plastik Impor, Khofifah: Akan Diolah Jadi ListrikIDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Terkait adanya permintaan Bea Cukai agar perusahaan melakukan re-ekspor limbah kertas yang disisipi sampah plastik, Khofifah masih mencari solusi terbaik. Pasalnya perusahaan kertas di Jatim ialah penyumbang 23 persen industri kertas nasional.

Nah, perusahaan ini memanfaatkan limbah kertas luar negeri untuk memproduksi kertas. "Persoalannya ketika sampah kertas diimpor itu ada ikutan plastiknya, per tanggal 20 Juni lalu sampah kertas yang diimpor itu akhirnya di re-ekspor. sampah kertas yang diimpor akhirnya di re-ekspor (juga)," kata Khofifah.

"Maka rata-rata hari ini pabrik kertas di Jawa Timur yang bahan bakunya menggunakan sampah kertas bahan bakunya makin menipis. termasuk pabrik ini ternyata bahan bakunya sekitar bertahan sampai 10 hari kedepan," pungkasnya.

Baca Juga: Belenggu Sampah Impor, Sulap Tropodo Jadi Desa Asap

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya