Pemudik Curhat ke Khofifah, Pemprov Jatim Siapkan Skema Ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengakui tidak bisa membendung warganya yang pulang ke kampung halaman di tengah wabah virus corona. Banyak perantau yang curhat kepadanya. Khofifah pun jadi tahu alasan mengapa para perantau asal Jatim ini ingin mudik ke kampung halaman.
1. Dapat keluhan kalau warganya kehilangan penghasilan di tengah wabah
Khofifah mendapat keluhan dari warganya yang berada di luar provinsi kalau kehilangan penghasilan di tempatnya kini tinggal. Maka dari itu, mereka memilih pulang ke Jatim.
"Ada yang cerita, saya sudah coba jualan online, tapi hanya 20 persen saja dari omzet yang biasanya kami jual," ujarnya saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin malam (30/3).
2. Jika tetap ada mudik, mulai siapkan screening di perbatasan
Lantaran ada upaya keras untuk tetap mudik dari masyrakat, Pemprov Jatim bersama pemda kabupaten/kota akan mengambil langkah screening. Nantinya, daerah yang masuk kategori zona merah diminta menyiapkan check point pemeriksaan kondisi fisik warga dari luar kota di perbatasan.
"Mereka sudah menutup pintu tertentu (perbatasan) supaya lebih terbatas aksesnya. Kalau lebih terbatas aksesnya, lebih mudah melakukan monitoring-nya," kata mantan menteri sosial tersebut.
Baca Juga: Khofifah Imbau Pemudik Tahan Diri Sampai Iduladha
3. Siapkan ruang isolasi dan observasi tingkat RT/RW
Selain screening, ruang isolasi dan observasi di tingkat RT/RW juga harus disediakan. Apabila ada warga yang terinfeksi virus corona, maka bisa langsung dibawa sementara ke ruang tersebut. Sehingga, tidak mengakibatkan penularan lebih luas lagi.
Hanya saja, kini permasalahannya tidak sampai di situ saja. "Mereka bilang, tolong kami bisa dapatkan prioritas untuk restrukturisasi pembayaran utang. Itu yang mereka inginkan," kata Khofifah.
4. Siapkan skema bantuan dampak sosial
Pemprov Jatim telah menggelar rapat dengan pemerintah pusat secara virtual terkait hal tersebut. Hasilnya, memang harus dipikirkan bersama antar pemerintah provinsi, karena masih ada beberapa warga yang masih tinggal di tempat rantau.
"Kalau kami misalnya punya data yang bisa kami jangkau, itu bisa dimasukkan. Datanya Pak wakil gubernur yang tadi dimasukkan 3,88 juta orang," ucapnya.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, ada empat sektor yang akan terdampak mulai dari sektor perdagangan, industri pengolahan, transportasi, dan sektor akomodasi makanan minuman. Estimasi totalnya mencapai 3,88 juta.
"Dari angka ini ada yang sudah ter-cover Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan belum. Kita akan terus memantapkan kebijakan bagaimana yang belum ter-cover," kata Emil.
Baca Juga: Khofifah Minta Perantau dari Jakarta Tidak Mudik ke Jatim