Ojol yang Meninggal Akibat Dijambret Positif COVID-19

Semoga penjambretnya tetep ditangkap

Surabaya, IDN Times - Meninggalnya driver ojek online (ojol) berinisial DAW (39) sempat menjadi polemik. Sebab, RSUD dr. Soetomo menyematkan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) pada korban penjambretan tersebut. Alhasil ratusan ojol menggeruduk kamar jenazah rumah sakit pada Minggu (7/6) lalu.

Setelah dua hari meninggal, Rumpun Kuratif Gugus Tugas Jatim membenarkan bahwa hasil swab DAW keluar positif COVID-19, Selasa (9/6). "Benar (positif), nanti kronologis dijelaskan dr. Joni (Ketua Rumpun Kuratif)," ujar tim kuratif, dr. Makhyan Jibril Al Farabi ketika dikonfirmasi IDN Times.

1. RSUD terima pasien rujukan akibat kecelakaan

Ojol yang Meninggal Akibat Dijambret Positif COVID-19Ketua Gugus Tugas Kuratif Satgas Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Senin (11/5). Dok istimewa

Sementara itu, dr. Joni Wahyuhadi yang juga Dirut RSUD dr. Soetomo menjelaskan, pihaknya menerima pasien rujukan dari salah satu rumah sakit swasta di Surabaya. Pasien tersebut berinisial DAW, yang mengalami kecelakaan akibat dari penjambretan.

"Di sana (RS swasta) dokternya cukup teliti, dilakukan pemeriksaan yang ketat, yang sesuai prosedur kesehatan yang seharusnya dilakukan," katanya.

2. Ternyata saat dirujuk ada laporan CT-scan, paru-paru pasien ada ground glass

Ojol yang Meninggal Akibat Dijambret Positif COVID-19Ilustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Pemeriksaan yang dilakukan oleh rumah sakit swasta, lanjut Joni, yaitu melakukan rapid test terhadap pasien. Hasilnya non reaktif atau negatif rapid test. Kemudian DAW dilalukan CT-scan. Di sini diketahui bahwa ada bercak putih pada bagian paru-paru pasien.

"Nah, di CT-scan ada yang disebut dengan ground glass," ucapnya.

Baca Juga: Ojol Meninggal Jadi PDP, Ini Penjelasan Rumah Sakit

3. Pihak RSUD dr. Soetomo lakukan swab, hasil PCR-nya positif

Ojol yang Meninggal Akibat Dijambret Positif COVID-19Ilustrasi jambret (IDN Times/Arief Rahmat)

Semua hasil pemeriksaan rumah sakit swasta dilaporkan kepada RSUD dr. Soetomo sekaligus merujuk pasien tersebut. Selanjutnya, pihak RSUD melakukan skoring terhadap pasien, ternyata dia mempunyai gejala klinis seperti COVID-19, salah satunya suhu badan panas.

"Akhirnya pasien ini meninggal sebelum dilakukan tindakan operasi, karena rencananya akan dioperasi," kata Joni.

"Sebetulnya keluarga sudah tahu kalau ini ada COVID-nya saat di rumah sakit swasta, kemudian di Soetomo juga sudah dijelaskan, bahwa ini COVID tapi PCR-nya belum keluar".

"Kemudian pemulasaraannya tentu mengikuti kaidah pasien yang menderita COVID-19. Terus (ada massa ojol geruduk) bilang rapid negatif gak percaya kalau COVID-19. Jadi mohon kawan-kawan rapid negatif bisa menderita COVID-19. Justru yang rapid negatif itu yang harus kita waspadai karena dia belum terbentuk antibodi. Hasil swabnya diketahui setelah beliau wafat, positif," dia menambahkan.

Baca Juga: Gagal Jambret Tas di Darmo Satelit, Napi Asimilasi Corona Ditangkap

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya