Musim Hujan, Pemprov Petakan Kawasan Banjir dan Longsor di Jawa Timur

Daerah selatan Jawa Timur rawan longsor

Surabaya, IDN Times - Memasuki musim hujan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mulai memetakan kawasan rawan bencana. Seperti halnya daerah rawan banjir hingga longsor. Hal ini menjadi perhatian serius oleh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. 

Baca Juga: Tujuh Warga Nias Tertimbun Longsor, Lokasi Sulit Dijangkau

1. Kawasan sekitar Bengawan Solo di Jatim rawan banjir

Musim Hujan, Pemprov Petakan Kawasan Banjir dan Longsor di Jawa TimurAli Zulfikar

Pakde Karwo sapaan akrab Soekarwo menyebut, daerah rawan banjir ada di sekitaran Bengawan Solo, yakni Kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan, hingga Gresik. "Untuk itu, kami sudah kirim surat, daerah mana saja yang rawan terutama longsor dan banjir. Kamis sudah memetakannya dan menyusun beberapa solusinya," ujarnya, Minggu (11/11).

2. Kawasan selatan Jatim jadi langganan longsor di musim penghujan

Musim Hujan, Pemprov Petakan Kawasan Banjir dan Longsor di Jawa TimurIDN TImes/Wayan Antara

Sementara untuk kawasan rawan longsor, Gubernur dua periode ini menyebut di kawasan selatan Jatim. Daerah yang dimaksud yakni Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, dan Malang Raya. "Ya daerah selatan sana langganan longsor. Kami memberi perhatian lebih dan segera dipetakan," katanya.

3. Pemprov Jatim siapkan solusi berupa pengerukan sungai dan penanaman pohon

Musim Hujan, Pemprov Petakan Kawasan Banjir dan Longsor di Jawa Timurtwitter.com/shaigle

Untuk rawan banjir, Pakde Karwo menyampaikan beberapa solusi yang akan dilakukan. Solusi yang dilakukan yakni dengan langkah pengerukan sungai dan peninggian di kawasan sekitar Bengawan Solo. Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya longsor, Pemprov Jatim melakukan penanaman pohon tegakan yang mampu menyerap air dan memiliki akar kesamping. 

"Tegakan itu, juga bisa menahan longsor. Maka, masyarakat di daerah sekitar rawan longsor bisa bekerja sama dengan perhutani dengan menanam pohon seperti mahoni atau trembesi. Karena, karakter masyarakat kita lebih suka menanam sengon yang 5-6 tahun bisa dipanen," pungkas Pakde Karwo.

Baca Juga: Banjir Bandang Melanda Situs Bersejarah di Yordania, 11 Orang Tewas

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya