Lulusan SMK di Jatim Banyak yang Nganggur, Khofifah Ambil Langkah Ini

Akan ada kelas ketrampilan tambahan

Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah indar Parawansa, menjelaskan penyebab lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jatim masih banyak yang menganggur. Menurutnya, fasilitas yang minim menjadi faktor penyebabnya, sehingga mengakibatkan lulusan SMK kurang terampil.

Baca Juga: Pelajar SMK yang Jatuh di Cliff Point Ditemukan Tersangkut di Tebing

1. Sebanyak 55 persen SMK tidak memiliki BLK dan laboratorium

Lulusan SMK di Jatim Banyak yang Nganggur, Khofifah Ambil Langkah IniIDN Times/Fitria Madia

Khofifah mengatakan, 55 persen SMK di Jatim tidak memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) dan laboratorium. Hal inilah yang mengakibatkan siswa kurang siap ketika lulus dari sekolah.

"55 persen SMK tidak ada lab-nya (laboratoriumnya)," ujar dia kepada IDN Times, Kamis (21/3).

2. Pemprov Jatim siapkan program SMK Pengampu

Lulusan SMK di Jatim Banyak yang Nganggur, Khofifah Ambil Langkah IniIDN Times/Vanny El Rahman

Melihat kondisi itu, Pemprov Jatim langsung merumuskan program untuk SMK. Program itu bernama SMK Pengampu.

"Kami bikin SMK Pengampu. SMK yang bisa jadi referensi, tiap 4-5 SMK ada satu SMK Pengampu," kata Khofifah.

3. Kerja sama dengan dubes untuk tambahan vocational training

Lulusan SMK di Jatim Banyak yang Nganggur, Khofifah Ambil Langkah IniIDN Times/Vanny El Rahman

Khofifah menjelaskan SMK Pengampu ialah salah satu SMK di daerah yang ditunjuk dan akan jadi percontohan. Kemudian SMK lain di sekitarnya yang masih minim fasilitas bisa bergabung di SMK Pengampu ini. Di SMK ini juga akan ada kelas keterampilan tambahan.

"Maka kalau ketemu dubes (duta besar) saya bilang, bisa gak dapat vocational training," ungkap Khofifah.

4. Harapan IPM Jatim naik

Lulusan SMK di Jatim Banyak yang Nganggur, Khofifah Ambil Langkah IniIDN Times/Fitria Madia

Harapannya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jatim bisa naik. Pasalnya, menurut Khofifah IPM Jatim masih peringkat 15 nasional dan menjadi provinsi terendah seluruh Pulau Jawa.

"Harapan IPM Jatim terdongkrak. IPM Jatim terendah se-Jawa. Saya mengajak berpijak di bumi. Kami lihat IPM (peringkat) 15 nasional. Supaya kami membuat perencanaan 4.0 dengan kualitas SDM yang memiliki daya saing," kata Khofifah.

Baca Juga: Sandiaga Uno: Ada 61 Persen Pengangguran Setara SMK

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya