Kursi Golkar Naik di Legislatif Daerah hingga Pusat

Ada faktor internal partai, kepemimpinan dan efek ekor jas

Surabaya, IDN Times - Kursi Partai Golkar di Jawa Timur mulai level DPRD kabupaten/kota, DPRD provinsi, dan DPR mengalami kenaikan di Pemilu 2024 ini. Padahal, sempat ada diprediksi suara Golkar Jatim akan turun, justru kursi Golkar naik di semua tingkatan legislatif.

Data DPD Golkar Jatim, potensi kursi Golkar di 38 DPRD kabupaten/kota di Jawa Timur sebanyak 215 kursi untuk Pileg 2024 ini. Angka itu meningkat 30 kursi atau hampir 17 persen dibanding kursi Pileg 2019 lalu yakni 185 kursi.

Sementara di tingkat provinsi, Golkar meraih 15 kursi DPRD Jatim dari total 14 dapil. Angka itu mengalami kenaikan dibanding Pileg 2019 lalu sebanyak 13 kursi. Tingkat DPR RI, Golkar hampir pasti menambah dua kursi untuk Pileg 2024 ini.

Dua kursi tambahan itu dari Dapil Jatim VI (Blitar, Kediri, Tulungagung) dan Dapil Jatim IX (Tuban-Bojonegoro). Total Golkar meraih 13 kursi DPR RI pada Pileg 2024 ini dari Jatim, naik dua kursi dibanding Pileg 2019 lalu yakni 11 kursi. 

Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Surokim Abdussalam menyebut sejumlah faktor yang membuat Golkar Jatim bisa membalikkan prediksi. Salah satunya suasana Golkar yang adem ayem jelang menuju Pemilu 2024.

"Kondisi makro Partai Golkar secara nasional adem, nggak ada nuansa konflik dan support koalisi pilpres full. Itu membuat citra Partai Golkar cukup positif di mata publik," ujarnya, Selasa (5/3/2024).

Peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) ini melihat caleg yang dimiliki Golkar untuk Pileg 2024 sangat matang dan mumpuni. Selain mempunyai relasi kuat, caleg Golkar juga rajin turun ke masyarakat.

"Di level mikro daerah calegnya rata-rata berpengalaman dan punya spirit bertarung luar biasa. Sebagai partai tengah, Golkar cukup mendapatkan momentum juga dari cottail effect pilpres," jelasnya.

Surokim juga menilai perpaduan Airlangga Hartarto di level pusat dan Sarmuji yang memimpin Golkar Jatim dapat meraih caleg-caleg yang mendulang suara signifikan untuk partai.

"Tentu semua juga tidak bisa dilepaskan dari kepemimpinan Airlangga Hartarto di nasional. Tentunya juga kepemimpinan Sarmuji di DPD Golkar Jatim yang konsisten membangun kaderisasi dari bawah. Badai akhir tahun 2022 lalu akhirnya bisa tertutupi oleh semangat para caleg di dapil-dapilnya," ungkap Surokim.

Secara khusus, Surokim melihat kepemimpinan Sarmuji di Golkar mengesampingkan ego pribadinya. "Tipikal kepemimpinan Sarmuji selaras dengan Airlangga, adem tidak meledak-ledak serta tidak konfrontatif. Sarmuji cenderung merangkul dan bisa mengayomi," kata dia.

"Bahkan dalam penentuan caleg DPR RI, saya juga kaget Sarmuji berani memasang tokoh yang potensial bisa menyaingi beliau (Heru Tjahjono) di internal Golkar, dan hasilnya Golkar bisa meraih dua kursi di dapil Sarmuji. Saya pikir itu benar-benar out of the box, dan Sarmuji menunjukkan kematangannya dan kedewasaannya dalam berpolitik," tambahnya.

Selain itu, Surokim juga menilai ada coattail effect dari pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres yang pertama kali dideklarasikan Golkar untuk mendampingi Prabowo Subianto.

"Partai Golkar sepertinya berbagi cottail effect Gibran bersama PSI. Tak nampak dipermukaan, tetapi partai Golkar bisa merasakan efek itu," pungkas Surokim.

Baca Juga: Update Real Count: Perolehan Suara PDIP dan Golkar Selisih 1 Juta

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya