Kebakan Hutan dan Lahan saat Kemarau  di Jatim Jadi Sorotan

Tahun lalu yang terampak 500 hektare lebih

Surabaya, IDN Times - Dampak kemarau di Jawa Timur (Jatim) tidak hanya kekeringan saja, tapi juga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa kawasan. Misalnya kebakaran di kawasan perhutanan dan pegunungan.

Baru-baru ini pun terjadi karhutla di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Untungnya kebakaran tersebut dapat dicegah oleh petugas di lapangan. Sehingga tidak sampai meluas.

"Dampak dalam kekeringan tersebut bisa mengakibatkan kebakaran salah satunya kemarin itu di Bromo dari potensi tersebut," ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Rabu (26/6/2024).

1. Kebakaran hutan dan lahan di Jatim jadi atensi selama kemarau

Kebakan Hutan dan Lahan saat Kemarau  di Jatim  Jadi SorotanAksi bersih Gunung Bromo pada 23-24 Juni 2024. (Dok. BB TNBTS)

Karhutla di Jatim kerap menjadi kejadian tahunan. Tercatat pada 2023 lalu, ada seluas 500 hektare lebih lahan yang terdampak karhutla. Antara lain di Bojonegoro dengan luasan lahan terdampak 36 hektare; Bondowoso 71,5 hektare; Kabupaten Kediri 20 hektare; Lumajang 5 hektare

Kemudian Kabupaten Mojokerto seluas 59,27 hektare; Nganjuk 1,5 hektare; Ngawi 53,95 hektare, Kabupaten Pasuruan 227,4 hektare; Kabupaten Ponorogo 24,5 hektare. Lalu Kabupaten Probolinggo 45 hektare; Situbondo 24,1 hektare; Tuban 1 hektare. Serta di daerah lain seperti Banyuwangi dan Magetan.

Maka dari itu BPBD Jatim mengajak masyarakat untuk mengantisipasinya. "Kami mengimbau warga/masyarakat untuk antisipasi dan pengawasan ketat apabila melakukan kegiatan di luar rumah ataupun di alam bebas yang bisa menimbulkan api," kata Gatot.

"Karena posisi saat ini bahan bakar untuk kebakaran sangat banyak di lapangan, contohnya kayu kering, ilalang maupun rumput kering banyak. Sehingga dari sekecil apapun titik api atau pun bara api yang terbang dengan adanya angin dan cuaca yang panas bisa menimbulkan titik api baru di wilayah yang punya potensi tumpukan dari bahan bakar dari kebakaran tersebut," tambahnya.

Baca Juga: Surabaya Dicanangkan Jadi Kota Layak Sehat Internasional

2. Legislator turut berikan imbauan

Kebakan Hutan dan Lahan saat Kemarau  di Jatim  Jadi SorotanProses pemadaman api di kawasan Gunung Bromo tepatnya di Gunung Bathok. (Dok. BB TNBTS)

Sementara itu, Anggota DPRD Jatim dari Dapil Probolinggo-Pasuruan, Habib Mahdi meminta kepada seluruh masyarakat sekitar dan wisatawan untuk tetap mejaga lingkungan.

"Tidak melakukan aktivitas yang memicu kebakaran, termasuk membuang putung rokok sembarangan," tegasnya.

Pria yang juga Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim ini menyampaikan dalam kondisi cuaca yang panas ini rawan terjadinya kebakaran. "Jadi, diharapkan tidak membawa alat-alat yang bisa memercikkan api. Apalagi ini kan momen liburan sekolah yang dipastikan tingkat kunjungan wisatawan pasti meningkat," imbaunya.

Habib Mahdi pun meminta kepada seluruh petugas yang berjaga di kawasan TNBTS untuk lebih ketat dalam hal pengawasan.

"Harus ada pengawasan secara khusus. Karena sekarang ini lagi padat-padatnya wisatawan dan pengawasan lebih diperketat lagi," pintanya.

3. Sempat terjadi di TNBTS pekan lalu

Kebakan Hutan dan Lahan saat Kemarau  di Jatim  Jadi SorotanProses pemadaman api di kawasan Gunung Bromo tepatnya di Gunung Bathok. (Dok. BB TNBTS)

Sebelumnya, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan kebakaran di Gunung Batok dilaporkan pertama kali terjadi pada Sabtu (22/6/2024) kurang lebih pukul 03.30 WIB.

"Api pertama kali muncul pukul 03.30 WIB dan berhasil padam kurang lebih pukul 05.00 WIB," kata Septi.

Septi menjelaskan saat itu meskipun kondisi api telah padam, tim gabungan seperti Masyarakat Peduli Api (MPA) dan sejumlah unsur terkait melakukan pendinginan atau pembasahan kawasan hingga pukul 07.00 WIB.

Kebakaran yang terjadi di Gunung Batok tersebut dipastikan tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang sedang melakukan ritual Yadnya Kasada.  Saat ini kawasan Gunung Bromo ditutup untuk aktivitas wisata karena sedang dilaksanakan ritual Yadnya Kasada.

"Api tidak mengganggu masyarakat yang sedang melakukan ritual Yadnya Kasada. Namun, kami mengimbau agar masyarakat menjauh dari titik api dan waspada serta tidak melakukan aktivitas yang dapat menimbulkan kebakaran," katanya.

Baca Juga: BB TNBTS Temukan 5 Ton Sampah saat Bersihkan Gunung Bromo

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya