Kawasan Madura dan Tapal Kuda Masih Rawan Serangan Fajar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Timur (Jatim), Aang Kunaifi menyebut potensi serangan fajar jelang pemungutan suara masih ada. Maka dari itu, pihaknya mengantisipasi dan terus mengawasi pelaksanaan pemilu yang aka digelar 17 April mendatang.
1. Kawasan rawan masih Madura dan Tapal Kuda
Aang mengatakan bahwa ada beberapa daerah rawan di Jatim yang masih berpotensi terkena serangan fajar. Ia menyebut, ada di kawasan Madura dan Tapal Kuda.
"Terpantau paling banyak masih per kategori rawan, masih wilayah Tapal Kuda, Madura dan lain lain," ujar Aang, Rabu (10/4).
2. Lakukan identifikasi penerima serangan fajar
Aang juga menyampaikan, kalau saat ini Bawaslu Jatim sedang mengidentifikasi serangan fajar ini ditujukan ke kalangan mana saja. "Kita identifikasi yang usia berapa yang masih cenderung menerima atau mengharap menerima," kata Aang.
"Kemudian ada beberapa pemilih yang menerima tapi belum tentu memilih sesuai arahan pemberi, kemudian lokasinya di mana saja, yang paling sering waktunya kapan kemudian bentuk politik uang di setiap daerah itu berbeda-beda," tambah Aang.
Baca Juga: Bawaslu Sebutkan 16 Provinsi Paling Rawan pada Pemilu 2019
3. Identifikasi dan pemetaan berdasar pemgalaman sejak Pilkades
Setelah identifikasi, lanjut Aang, pihaknya akan mengantisipasi tanggal dan waktu krusial terjadinya serangan fajar. Karena hasil identifikasi ini, nantinya ada pemetaan sehingga pengawasan bisa difokuskan dan ditingkatkan.
"Karena kami juga sudah menentukan berdasarkan pengalaman Pilkades sampai Pemilu nasional siapa aktor yang paling sering melakukan politik uang di setiap daerah," ungkap Aang.
4. Kebanyakan dilakukan di masa tenang
Aang juga mengakui jika srrangan fajar kebanyakan dilakukan saat masa tenang. Masa ini berlaku sejak H-3 jelang pemungutan suara. "Berdasarkan pengalaman pemilu yang sebelumnya pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab itu melakukan politik uang guna mengharapkan pemilih," pungkas Aang.
Baca Juga: Bawaslu Sibolga Ajak Milenial Awasi Pemilu 2019