Surabaya, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda menyatakan secara resmi via Instagram resminya bahwa Jawa Timur (Jatim) berpotensi terdampak Megathrust. Baik itu di sisi pantai selatan maupun utara.

Untuk sisi selatan, dampaknya akan lebih besar. Bisa berupa gempa dan tsunami. Sementara sisi utara akan terdampak getaran gempa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Jatim pun telah menerima pemetaan kerawanan tersebut.

"Wilayah pesisir selatan Jawa Timur, seperti Banyuwangi hingga Pacitan, memang memiliki potensi besar terkena dampak. Ini disebabkan oleh adanya pertemuan lempeng induk Australia dan Eurasia di kawasan tersebut," ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Selasa (20/8/2024).

"Potensi ini sudah dipelajari dan diinformasikan sejak tahun 2020. Namun, saat ini kita memasuki siklus yang diidentifikasi oleh BMKG, yang menunjukkan adanya kemungkinan pengulangan siklus gempa besar yang pernah terjadi ratusan tahun lalu," jelasnya menambahkan.

Maka dari itu, Gatot menekankan bahwa pihaknya beberapa pemangku kebijakan di kabupaten/kota harus menyiapkan mitigasinya. Hal ini untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya korban jika ada bencana Megathrust.

Kami berharap dengan berbagai upaya yang telah kami lakukan, dampak dari bencana ini bisa diminimalisir, baik dari segi korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur," tuturnya.

Gatot bilang kalau pihaknya sudah melakukan upaya preventif. Antara lain membuat Desa Tangguh Bencana (Destana) di wilayah-wilayah yang rawan, serta pemasangan sirine dan sistem peringatan dini yaitu Early Warning System (EWS) di titik-titik strategis.

"Dengan adanya langkah tersebut, diharapkan mampu memberikan kesiapsiagaan yang lebih baik bagi masyarakat, sehingga risiko dari bencana besar yang mungkin terjadi dapat diminimalisir," pungkas Gatot.

Baca Juga: Peringatan Megatrust dari BMKG, Pemkot Surabaya Lakukan Mitigasi