Hari Lahir Bung Karno, Khofifah Pamer Ketahanan Pangan di Jatim
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mempinyai pandangan sendiri untuk memaknai hari kelahiran Presiden Sukarno alias Bung Karno yang ke-120 tahun pada Minggu (6/6/2021). Dia melihat banyak pemikiran, langkah maupun tindakan politik bisa diteladani untuk generasi sekarang.
Menurut Khofifah, salah satu yang menjadi bukti kecintaan Bung Karno terhadap rakyat Indonesia adalah perhatiannya terhadap nasib petani Indonesia yakni kaum Marhaen. Serta penguatan sektor pertanian sebagai ujung tombak ketahanan pangan Indonesia.
"120 tahun lalu telah lahir pendiri republik, proklamator kita, bapak kita Ir Sukarno. Presiden yang kecintaannya kepada tanah air Republik Indonesia salah satunya beliau wujudkan pada komitmen atas ketahanan pangan, perhatian terhadap kesejahteraan petani sebagai rangkaian dari perwujudan program ekonomi berdikari," ujar Khofifah.
1. Teladani upaya ketahanan pangan Bung Karno
Bung Karno, kata Khofifah melakukan berbagai hal untuk mendorong ketahanan pangan rakyat Indonesia. Sukarno juga melakukan riset, mengumpulkan resep-resep masakan Indonesia lebih dari 1.000 masakan yang kemudian beliau bukukan dengan judul 'Mustika Rasa Indonesia'.
Karya tersebut berisi berbagai macam bentuk bahan makanan mulai dari beras, ubi- ubian, sagu dan lain sebagainya. Buku ini diterbitkan pada tahun 1964 dan kemudian diterbitkan ulang pada tahun 1967. Dalam kesenian, semangat komitemen ketahanan pangan Bung Karno dimunculkan dalam lagu ciptaan Bapak, Bersuka Ria.
"Provinsi Jawa Timur sebagai tempat kelahiran sekaligus tempat dimana Bung Karno di semayamkan akan terus berbenah dan berjuang untuk meneruskan dan mengawal komitmen terhadap ketahanan dan kedaulatan pangan, nasib kaum petani dan marhaen, sebagai bagian penting dari kemandirian ekonomi Indonesia," tegas Khofifah.
Baca Juga: Jatim Alami Inflasi 1,03 Persen Selama Mei 2021
2. Jatim mulai tunjukan statistik ketahanan pangan terbaik di Indonesia
Kemandirian itu perlahan mulai terbukti. Sekarang ini, Jatim menduduki peringat pertama penghasil padi terbesar di Indonesia dengan total 9.944.538 ton GKG atau setara 5.712.597 ton beras. Data BPS menyebut, Jatim peringkat pertama dengan luas panen 1.754.380 ha menghasilkan padi 9.944.538 ton GKG atau setara 5.712.597 ton beras.
"Alhamdulillah, ini membuktikan bahwa program yang dijalankan ke semua kelompok tani mampu untuk terus meningkatkan produksi padi sesuai sasaran,” katanya.
Baca Juga: PDIP Surabaya Ajak Millennials Mengakrabi Jejak Bung Karno
3. Penyumbang produksi padi terbanyak ialah Lamongan
Mantan Menteri Sosial ini menambahkan, daerah penyumbang terbesar dalam produksi padi adalah Lamongan sebesar 886.060,99 ton atau setara beras 508.993,90 ton. Disusul, Ngawi 837.773,15 ton atau setara beras 481.255,17 ton. Bojonegoro 728.915,12 ton atau setara beras 418.722,13 ton. Jember 590.263,37 ton atau setara beras 339.074,24 ton.
Produksi padi Jatim yang terus meningkat dipengaruhi oleh meningkatnya luas panen padi pada tahun 2020 sebesar 1,75 juta hektare, yang mengalami kenaikan sebanyak 51,95 ribu hektare atau 3,05 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 1,7 juta hektare.
Selain itu, peningkatan produksi ini juga dipengaruhi oleh penggunaan varietas unggul, perbaikan agroinput, penggunaan mekanisasi yang mampu menekan losses serta perluasan areal tanam yang memanfaatkan lahan kering atau lahan idle.
"Bersama para petani, provinsi Jawa Timur yang juga menjadi tanah lahir Bung Karno akan terus menjaga semangat Bung Karno untuk mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia," pungkas Khofifah.
Baca Juga: Pandemik, Nasib Petani dan Ketahanan Pangan Indonesia