Fenomena Biaya Kuliah di Surabaya

UKT capai Rp25 juta

Surabaya, IDN Times - Perguruan tinggi negeri di Indonesia banyak yang sudah berbadan hukum. Termasuk di Surabaya. Namun, transformasi itu justru membuat adanya lonjakan pada sisi biaya kuliah.

Jalur masuk, hingga proses yang ada sekarang ini menghasilkan banyak instrumen. Nah, instrumen yang ada dijadikan satu dalam Uang Kuliah Tunggal (UKT). Tapi ada jalur lain yang mendapat tambahan instrumen yakni Uang Kuliah Awal (UKA).

IDN Times mengintip bagaimana kondisi serta biaya kuliah di kampus negeri di Surabaya. Yaitu Universitas Airlangga (Unair).

1. UKT di Unair tembus Rp25 juta per semester

Fenomena Biaya Kuliah di SurabayaKampus UNAIR (unair.ac.id)

Unair dikenal punya Fakultas Kedokteran. Bukan lagu lama kalau fakultas yang satu ini merupakan fakultas 'mewah'. Biaya kuliahnya sering disebut-sebut mahal. Direktur Keuangan Unair, Ardianto mengakui kalau UKT di FK Unair bisa tembus Rp25 juta.

"(UKT) paling rendah Rp500 ribu per semester, paling tinggi Rp25 juta per semester. Paling tinggi Fakuktas Kedokteran," ujarnya dikonfirmasi tertulis.

Ardianto melanjutkan, kalau pemilik UKT tertinggi jumlahnya tidak banyak. Dia menyebut tidak sampai 5 persen dari rotal mahasiswa yang ada saat ini. "Bahkan di FK juga ada yang UKT rendah juga karena tergantung verifikasi kemampuan ekonomi orang tua," kata dia.

Baca Juga: 8 Meme Kocak Ketika Harus Bayar UKT, Bikin Dompet Ketar-ketir

2. Mahasiswa bisa ajukan penurunan UKT

Fenomena Biaya Kuliah di Surabayafreepik

Meski mahal, sambung Ardianto, orang tua atau calon mahasiswa tidak perlu khawatir kuliah di Unair. Dia menekankan kalau biaya kuliah itu bisa diturunkan. Tentunya dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengaju penurunan UKT.

"Bisa mengajukan penurunan setelah semester kedua dan seterusnya. Bahkan ada aplikasi khusus untuk pengajuan di cyberkampus mahasiswa," kata dia. 

"Aplikasi via IT melalui media cybercampus ada, berupa aplikasi untuk pengajuan penurunan, pengangsuran dan penangguhan UKT ada di Unair. Bagi yang membutuhkan saja," sambung Ardianto.

3. Sebut biaya kuliah disesuaikan kondisi ekonomi mahasiswa

Fenomena Biaya Kuliah di SurabayaKompasiana.com

Dikonfirmasi terpisah, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga, Anang Jazuli mengatakan, jika berbicara terkait biaya kuliah di Surabaya terutama pada instrumen Uang Kuliat Tunggal (UKT) pada perguruan tinggi negeri biayanya cenderung beragam. Tergantung dari jalur apa saat masuk di kampus tersebut. 

"Jika dari jalur seperti SNBP dan SNBT, sudah pasti biayanya normal dan sesuai dengan pendapatan orang tua juga, ada yang mulai dari Rp500 ribu sampai di atas Rp5 juta pun juga ada," beber dia.

Sedangkan jika masuk kampus melalui jalur mandiri, pasti sebagian orang menganggap biaya kuliah yang dikeluarkan cenderung mahal. "Karena ada instrumen Uang Kuliah Awal (UKA) yang harus dibayarkan," kata Anang.

4. Biaya hidup di Surabaya masih terjangkau

Fenomena Biaya Kuliah di SurabayaGemerlap Kota Surabaya tampak dari udara. (Dok. Diskominfo Surabaya)

Fakta lain dibeberkan Anang, biaya kuliah tidak hanya pada instrumen kampus saja. Lebih dari itu, di luar kampus, mahasiswa ini perlu biaya hidup. Apalagi jika mahasiswa tersebut dari luar kota. Tentunya membutuhkan tempat kos dan lain sebagainya.

Beruntung, kata Anang, biaya hidup di Surabaya tidak terlalu 'nekek gulu'. "Kalau biaya hidup, saya rasa biaya hidup di Surabaya relatif normal dan masih terjangkau. Harga makanan juga masih banyak yang rata-rata Rp10 ribu, biaya sewa kos juga masih banyak yang di range Rp500 ribu," ucap dia.

"Semua itu tergantung dengan gaya hidup dan manajemen keuangan masing masing mahasiswa saja," beber dia. 

5. Manfaatkan pengembangan diri di kampus untuk dapat cashback biaya kuliah

Fenomena Biaya Kuliah di SurabayaChitomask, masker berbahan dasar kulit udang karya mahasiswa Unair. Dok. Humas Unair.

Terkait pengalaman yang dijalaninya, Anang mengakui biaya kuliah yang didapatnya sesuai dengan kemampuan. Dia bilang UKT yang dikenakan pada dirinya Rp2,4 juta. Sementara biaya hidup, karena dia asli Surabaya maka lebih hemat.

"Jadi hanya keluar uang untuk transportasi, makan siang, dan biaya pendukung perkuliahan lainnya, mungkin kalau di total dalam 1 bulan tidak lebih dari Rp2 juta," kata dia.

Uang segitu, lanjut Anang, bisa segera teratasi jika mahasiswa itu aktif. "Kebetulan aku termasuk mahasiswa yang memanfaatkan beragam kegiatan pengembangan diri yang pembiayaannya bisa didukung oleh kampus," katanya.

 


"Mulai dari ke luar negeri, kompetisi ilmiah, reward prestasi, dan organisasi. Bahkan saat ini juga mendapatkan beasiswa aktivis juga dari Unair, ya bisa dibilang banyak cashbacknya. Lagi-lagi tergantung manajemen pribadi dari tiap mahasiswanya juga," imbuh dia.

Baca Juga: JPPI: Skema UKT Jadi Alat Pemerintah Privatisasi Pendidikan

6. Rektorat terbuka jika ada advokasi yang dilakukan mahasiswa soal biaya kuliah

Fenomena Biaya Kuliah di SurabayaRektor Unair, Prof M. Nasih (dok. Humas Unair)

Kendati sesuai, Anang sebagai Presiden BEM mengakui kalau masih ada mendapatkan aduan terkait biaya kuliah dari teman-teman mahasiswa lainnya. "Saya sebagai Ketua BEM juga masih kerap kali mendapatkan aduan, karena dari POV mereka biayanya masih merasa keberatan," kata dia. 

"Dan di situ rektorat selalu terbuka kalau memang ada mahasiswa yang perlu dibantu dan diadvokasikan. Sering dan kita selalu coba menjadi organisasi yang solutif, dengan selalu mencoba menyambungkan permasalahan biaya kuliah teman teman ke Rektorat agar bisa ditindaklanjuti," pungkasnya.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya