Fenomena Bahasa Jaksel, Pakar Unair Beri Penilaian Ini

Penilaiannya which is bagus kok!

Surabaya, IDN Times - Fenomena bahasa ala anak Jakarta Selatan (Jaksel) kian marak di tengah milenial dan Gen-Z. Bahasa ini kerap digunakan saat ngobrol secara langsung maupun di media sosial. Nah, fenomena ini pun mendapat perhatian dari Pakar Bahasa Universitas Airlangga (Unair).

1. Bahasa Jaksel dianggap tak masalah

Dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Unair, Ni Wayan Sartini mengatakan, dalam sosiolingustik, fenomena itu disebut dengan alih kode atau code switching. Menurutnya, perkembangan fenomena kebahasaan masyarakat tersebut tidak masalah.

“Tidak akan menjadi masalah jika masyarakat menggunakan bahasa yang bercampur. Selama penggunaannya berada dalam situasi yang tepat. Artinya, hanya pada ranah pergaulan atau informal,” ujarnya.

Bagi Wayan, bahasa seperti sebuah pakaian. Maka, seseorang tidak dapat menyamakan penggunaannya pada situasi yang berbeda. Bahasa yang baik adalah ketika bahasa tersebut menyesuaikan situasinya. “Hal yang saya lihat selama ini penutur menggunakannya hanya sebagai bahasa pergaulan. Jadi, sah-sah saja," katanya.

Baca Juga: 7 Kuliner Kaki Lima Paling Hits di Jaksel, Hidangannya Lokal Banget!

2. Tidak masalah dan tidak akan menggeser Bahasa Indonesia

Meski menggabungkan dua bahasa, Wayan berpendapat bahwa bahasa ala Jaksel tidak ada dampak buruk bagi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tetap tidak akan tergeser kedudukannya dengan adanya bahasa Jaksel tersebut. Karena saat berada di situasi formal atau resmi, penutur akan menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai.

"Saya rasa juga mereka tidak menggunakan bahasa Jaksel ketika menjadi pembicara seminar, saat ujian skripsi, atau situasi formal lainnya. Akan menjadi tindakan yang kurang tepat jika sampai terjadi,” katanya.

Bukannya berdampak buruk, namun bahasa Jaksel dapat menjadi sarana pembelajaran bahasa asing. Jika seseorang dapat menguasai dua bahasa sekaligus atau lebih, maka dikatakan sebagai bilingual.

3. Muncul karena efek globalisasi

Lebih lanjut, Wayan juga melihat munculnya bahasa Jaksel tidak lepas dari pengaruh globalisasi. Jika berbicara mengenai globalisasi, maka bahasa Inggris adalah aktor utamanya. Bahasa Inggris, merupakan bahasa persatuan dalam dunia global.

“Fenomena bahasa Jaksel adalah cerminan dari identitas masyarakat Jakarta Selatan. Bahasa tersebut menandakan bahwa mereka adalah masyarakat global yang terbuka dan menerima pengaruh dari luar budaya sendiri. Karena perkembangan bahasa mengikuti perkembangan budaya,” terangnya.

Selain itu bahasa Jaksel dengan bahasa Inggris sebagai pelengkap komunikasi juga berkaitan dengan prestise status sosial. Tingkat sosial masyarakat Jaksel dianggap lebih tinggi sehingga merasa perlu untuk memasukkan unsur bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari.

Baca Juga: 10 Judul FTV Pakai Bahasa Jaksel, Which Is Bikin Ngakak Abis

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya