Berstatus Wabah PMK, Pasar Hewan 4 Kabupaten Ditutup Sementara

Pemprov langsung lakukan vaksinasi ternak

Surabaya, IDN Times - Pemerintah menetapkan status wabah di empat kabupaten Jawa Timur (Jatim), Lamongan, Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto pada Sabtu (7/5/2022). Hal itu setelah terkonfirmasi sebanyak 1.274 sapi dan kerbau terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

1. Pasar hewan ditutup sementara, dilakukan depopulasi terbatas

Berstatus Wabah PMK, Pasar Hewan 4 Kabupaten Ditutup SementaraKhofifah Indar Parawansa (Dok. Pemprov Jatim)

Ditetapkannya status wabah ini pun membuat Pemprov melakukan pembatasan terhadap lalu lintas ternak dari dan menuju empat kabupaten tersebut. Pasar-pasar hewan pun ditutup sementara untuk mencegah penularan yang kian meluas.

“Rakor memutuskan bahwa  akan dilakukan penutupan sementara pasar hewan pada daerah wabah, melakukan depopulasi  terbatas pada ternak yang terkonfirmasi positif terkena PMK sesuai SOP Kementan," ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

2. Lakukan pengobatan dan vaksinasi ternak

Berstatus Wabah PMK, Pasar Hewan 4 Kabupaten Ditutup Sementarailustrasi sapi (pexels.com/Alexander Dummer)

Tak hanya menutup pasar hewan saja, pemerintah provinsi (pemprov) melalui Dinas Peternakan (Disnak) Jatim juga  melakukan pengobatan. Serta penyiapan vaksinasi pada ternak sehat pada daerah terancam minimal cakupan 70 persen dari jumlah populasi.

"Kalau pakai stamping out, beban anggaran akan tinggi karena kita harus mengkompensasi. Jadi, kita pakai metode kombinasi. Yakni stamping out dan vaksinasi secara bersamaan," kata Khofifah.

Baca Juga: 1.274 Sapi dan Kerbau di 4 Kabupaten Terserang Penyakit Mulut dan Kuku

3. Masyarakat diimbau tak panik

Berstatus Wabah PMK, Pasar Hewan 4 Kabupaten Ditutup SementaraIlustrasi ternak sapi di kandang kelompok.(IDN Times/Daruwaskita)

Selain itu, pihaknya  bersama Kementan juga akan mengaktifkan URC (Unit Respon Cepat) yang bertanggung jawab dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit PMK. Kemudian memaksimalan Komunikasi Informasi Edukasi (KEI) agar masyarakat lebih paham tentang PMK.

"Jadi ini kurang lebih sama dengan cara kita melakukan kesiap - siagaan seperti saat kita menghadapi COVID-19. Jangan ada yang under estimated. Kita bangun URC dan membangun awareness di masyarakat agar mereka tidak melakukan panic selling," tuturnya.

Adapun hasil penanganan yang sudah dilakukan maupun rencana tindak lanjut ke depan, akan dikoordinasikan intensif dengan Kementan  bersama pakar akademisi dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) serta berkoordinasi dengan empat bupati yang hewan ternaknya terjangkit PMK.

Baca Juga: Cerita Arek Suroboyo, Ternak Kadal Datangkan Cuan

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya