TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suara Parau Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Memanggil Jokowi

Suara usut tuntas di tengah riuh kunjungan Presiden

Juariyah saat mencoba bertemu Presiden Joko Widodo. (IDN Times/istimewa)

Malang, IDN Times - Ada cerita lain di balik riuhnya kedatangan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir di Kabupaten Malang. Ada beberapa keluarga korban Tragedi Kanjuruhan berniat bertemu rombongan Jokowi di Desa Bululawang, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

Mereka ingin menyampaikan kepada Jokowi agar mengusut tuntas Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 silam. Pasalnya mereka menyayangkan proses hukum laporan model B atas tragedi yang menelan 135 korban jiwa itu masih macet.

Baca Juga: Jokowi ke Malang Bareng Prabowo dan Erick, Bantah Perjodohan Politik

1. Sambil membentangkan foto anaknya, ibu di Malang minta perhatian presiden

Juariyah saat mencoba bertemu Presiden Joko Widodo. (IDN Times/istimewa)

Salah seorang ibu dari korban Tragedi Kanjuruhan, Juariyah membentangkan foto anaknya di depan rombongan Jokowi yang berhenti di Pasar Bululawang. Ia membentangkan foto putrinya yang menjadi salah satu korban meninggal di Stadion Kanjuruhan, Sifwa Dinar Artamevia. Ia berharap kepedulian Presiden RI ke-7 ini menengok kepada nasibnya.

Ia datang bersama keluarga korban lainnya yang juga menuntut perhatian pemerintah pusat. Namun, keinginan mereka mendekati orang nomor satu di Indonesia ini dihalang-halangi tim pengamanan yang telah berjaga sejak pagi.

"Saya jauh-jauh datang dari Pasuruan hanya untuk meminta keadilan Tragedi Kanjuruhan. Anak saya meninggal saat peristiwa tersebut," teriak Juariyah dengan suara parau saat mencoba mendekati Jokowi.

Juariyah dan para keluarga korban tidak terima dengan hasil persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Dimana 5 terdakwa mendapatkan vonis ringan, 3 terdakwa divonis penjara di bawah 2 tahun, dan 2 terdakwa dari unsur kepolisian mendapatkan vonis bebas.

"Kenapa yang menembak (gas air mata) dibebaskan, harusnya mereka mendapat hukuman. Saya menuntut agar mereka mendapatkan hukuman yang pantas," tegasnya.

2. Keluarga korban juga meminta Jokowi mendukung Laporan Model B

Juariyah saat mencoba bertemu Presiden Joko Widodo. (IDN Times/istimewa)

Keluarga Tragedi Kanjuruhan hampir frustasi melihat proses hukum Tragedi Kanjuruhan. Mereka kini hanya berharap pada Laporan Model B yang juga macet di Satreskrim Polres Malang. Mereka ingin meminta Jokowi mendorong Satreskrim Polres Malang menaikkan status Laporan Model B dari penyelidikan menjadi penyidikan.

"Kami juga menuntut Laporan Model B terkait Tragedi Kanjuruhan bisa dilanjutkan kembali. Karena sampai sekarang pun prosesnya tidak ada peningkatan," tuturnya.

Oleh karena itu, Juariyah meneriakkan Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan sekencangnya agar Jokowi mendengar dirinya. Akan tetapi sang presiden tidak juga mendengar teriakannya.

Baca Juga: Polres Malang Jawab Alasan Laporan Model B Kanjuruhan Macet

Verified Writer

Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya