Kisah Pilu Anggota KPPS Meninggal di Malang, Single Mom Dua Putri
Korban mengalami kelelahan hingga asam lambung naik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Nasib nahas dialami oleh Salmiati (56) warga Desa Ngadirejo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Ia meninggal saat bertugas sebagai anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 7 Desa Ngadirejo karena kelelahan. Salmiati ambruk saat penghitungan suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (PPWP) pada 14 Februari 2024 lalu. Ia kemudian dinyatakan meninggal keesokan harinya di Rumah Sakit Islam (RSI) Gondanglegi.
Kematian Salmiati menyisakan cerita duka bagi keluarga. Apalagi, ia merupakan orangtua tunggal bagi kedua anaknya.
1. Kakak ipar korban ceritakan kronologi meninggalnya Salmiati
Kakak ipar korban, Sriamah (53) menceritakan jika Salmiati sudah mengeluh sakit perut sehari sebelum hari pencoblosan. Beberapa hari sebelumnya, ia sudah disibukkan dengan kegiatan di TPS 7 Desa Ngadisari. Diketahui jika Salmiati memang sejak lama aktif menjadi anggota KPPS. Tahun ini bahkan sudah kelima kalinya ia menjadi anggota KPPS.
"Tapi keesokan paginya tetap berangkat ke TPS 07 Desa Ngadirejo. Sebelum berangkat itu mengeluh gak bisa makan, mual-mual, tapi tetap memaksa berangkat soalnya tanggung jawab katanya. Mungkin dipikirnya mungkin masih bisa ditahan," terang Sriamah saat ditemui di kediaman Salmiati pada Rabu (28/2/2024).
Selama proses pencoblosan, Salmiati masih bisa menahan sakitnya. Tapi pada pukul 13.30 WIB ia tiba-tiba pingsan saat proses penghitungan suara. Salmiati lalu dibawa ke rumah warga sekitar TPS untuk mendapatkan pertolongan pertama. Ia kemudian dilarikan ke Puskesmas Kromengan pada pukul 17.30 WIB karena kondisinya tak kunjung membaik.
"Sama Puskesmas dirujuk ke RSUD Kanjuruhan atau RS Wava Husada. Tapi sampai jam 10 malam itu gak ada ruangan. Baru jam 1 dini hari dapat kamar di RSI Gondanglegi," bebernya.
Di RSI Gondanglegi, kondisi Salmiati kian drop, ia akhirnya dirawat di ruang ICU. Dokter kemudian menemukan jika asam lambung perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai pengusaha salon ini naik. "Padahal sebelumnya korban gak punya riwayat asam lambung. Katanya asam lambung hingga gak bisa nafas, kemungkinan asam lambung ini naik hingga paru-paru jadinya sesak," jelasnya.
Dokter terus mengusahakan agar Salmiati selamat, salah satu memompa paru-paru agar korban bisa bernafas. Tapi akhirnya ia tidak selamat dan dinyatakan meninggal pada Kamis (15/2/2024) pukul 13.30 WIB.
Baca Juga: Pemprov Kucurkan Rp750 Juta untuk KPPS Jatim yang Gugur
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.